TEMPO.CO, Jakarta - Mikhail Podolyak, seorang ajudan senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan agar drone Iran dan pabrik rudal balistik harus dihancurkan. Seruan itu terjadi setelah Teheran mengakui telah menyerahkan pesawat tak berawak militer ke Rusia. Namun Iran bersikeras bahwa penyerahan drone dilakukan sebelum konflik Ukraina pecah pada akhir Februari.
Baca juga: Iran Siap Mengirim 1.000 Senjata ke Rusia Termasuk Rudal dan Drone
“Saya percaya perlu untuk tidak hanya menjatuhkan sanksi dan embargo, saya percaya bahwa itu mungkin untuk meluncurkan serangan terhadap drone dan fasilitas manufaktur rudal balistik (di Iran). Negara seperti itu tidak dapat terus melakukan ini dengan impunitas, ” kata Mikhail Podolyak pada hari Jumat saat berbicara di stasiun TV lokal.
Pejabat itu tidak merinci siapa ayang harus melancarkan serangan semacam itu terhadap Republik Islam Iran. Tuduhan seputar pengiriman senjata yang diklaim dari Iran ke Rusia muncul dalam beberapa pekan terakhir. Tuduhan itu datang setelah Moskow mulai menggunakan drone kamikaze baru secara massal di Ukraina.
Kiev menegaskan bahwa drone, yang dikenal sebagai Geran-2 (Geranium-2), sebenarnya adalah UAV Shahed-136 buatan Iran. Pengiriman pesawat tak berawak itu telah membuat hubungan antara Iran dan Ukraina tegang. Kiev pun menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Teheran.
Baik Moskow dan Teheran telah berulang kali membantah pengiriman senjata telah terjadi di tengah konflik. Namun, pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengakui bahwa negaranya memang telah menyediakan sejumlah kecil drone kepada Rusia beberapa bulan sebelum perang Ukraina. Dia juga membantah klaim bahwa Iran telah memasok Moskow dengan rudal.
Podolyak mengomentari pengakuan ini. Dia meragukan bahwa penjelasan tersebut benar. “Artinya (drone) telah diletakkan di gudang selama delapan bulan," ujarnya.
Untuk pertama kalinya Iran mengaku telah memasok ke Rusia drone sebelum perang Ukraina. Drone atau pesawat tanpa awak itu, buatan Iran dan menargetkan Ibu Kota Kyiv.
“Kami memberikan sejumlah drone dalam jumlah terbatas ke Rusia beberapa bulan sebelum perang Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, Sabtu, 5 November 2022.
Akan tetapi, Amirabdollahian mengklaim pihaknya tidak mengetahi kalau drone yang dikirimkan itu digunakan dalam perang Ukraina. Dia meyakinkan Iran tetap berkomitmen menghentikan konflik.
“Jika Ukraina memiliki dokumen (bukti) kalau Rusia menggunakan drone Iran di perang Ukraina, maka mereka harus memberikannya kepada kami. Jika terbukti Rusia menggunakan drone Iran dalam perang Ukraina, kami tidak akan acuh terhadap masalah ini,” katanya.
Ucapan Amirabdollahian itu bertolak belakang dengan keterangan Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani yang membantah mempersenjatai Rusia dalam perang Ukraina. Iravani sebelumnya pada awal pekan ini menyebut tuduhan itu sama sekali tidak berdasar dan menegaskan kembali posisi netralitas Iran dalam perang.
Simak: Presiden Raisi dan Biden Bertukar Kata-Kata Pedas, Menyangkut Pembebasan Iran
RUSSIA TODAY | TRT WORLD