TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan pihaknya hanya ingin gencatan senjata sementara (bukan permanen) yang ditukar dengan pembebasan sandera warga negara Israel yang ditahan Hamas. Netanyahu juga tak mau menarik seluruh tentara Israel dari Jalur Gaza.
“Israel tidak menyetujui tuntutan Hamas karena itu sama dengan menyerah. Kami akan melanjutkan pertempuran hingga semua tujuan kami tercapai,” kata Netanyahu.
Dia menambahkan Tel Aviv tidak siap menghadapi situasi jika Hamas mempertahankan kemampuan militernya dan masih berkuasa atas wilayah Gaza. Isreal kembali pada posisi semulai saat perang Gaza berkecamuk sejak tujuh bulan lalu.
Dalam serangan 7 Oktober 2023, Hamas dituduh telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. Setelah beberapa sandera dibebaskan, kini tersisa 130 sandera yang masih ditahan Hamas.
Pada akhir pekan lalu, Israel secara resmi menyorongkan proposal gencatan senjata ke Hamas yang mengusulkan dilakukan gencatan senjata sementara untuk memfasilitasi pertukaran sandera dengan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menggambarkan proposal Negeri Bintang Daud itu sangat murah hati sehingga mendesak Hamas untuk segera mengambil keputusan dan membuat keputusan yang tepat.
Hamas sementara itu menuntut agar dilakukan gencatan senjata permanen dan penarikan total tentara Israel dari Jalur Gaza yang terkepung. Dalam pernyataan pada Minggu, 5 Mei 2024, Ketua Hamas Ismail Haniyeh menuduh agresi yang dilakukan Netanyahu dan perluasan konflik, sebagai upaya sabotase Netanyahu pada usaha yang dilakukan tim mediator dan pihak-pihak lain yang ingin mencapai gencatan senjata.
Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 34.600 warga Palestina dan melukai 77 ribu orang. Bukan hanya itu, serangan Israel juga telah menyebabkan kehancuran besar-besaran dan kekurangan bahan pokok di wilayah Palestina.
Perang Gaza sudah berkecamuk lebih dari enam bulan meninggalkan Gaza tinggal puing-puing, mendesak 85 persen populasinya kehilangan tempat tinggal. PBB menjelaskan warga Gaza diblokade sehingga tak bisa mendapatkan bahan pangan, air bersih dan obat-obatan.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini