TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Ukraina tengah bersiap untuk kemungkinan serangan baru Rusia terhadap infrastruktur sipilnya. Sementara Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengingatkan warga agar bersiap menghadapi skenario terburuk dengan membuat rencana darurat untuk warga akibat terancam kehilangan akses listrik dan air.
Klitschko mendesak warga untuk mempertimbangkan segala hal yang mungkin terjadi. Imbauan itu termasuk angkat kaki dari Ibu Kota Kiyv dan mengungsi ke rumah orang tua atau kerabat terdekat.
"Jika Anda memiliki keluarga besar atau teman di luar Kyiv, (dianjurkan ke tempat yang punya) pasokan air, oven, pemanas. Harap diingat kemungkinan tinggal di sana untuk jangka waktu tertentu," kata Klitschko dalam wawancara televisi akhir pekan, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 7 November 2022.
Baca juga: KBRI Yunani Promosikan Kopi Indonesia di Athens Coffee Festival
Warga membawa galon saat mengantre untuk mendapatkan air di Kyiv, Ukraina, 31 Oktober 2022. Serangan rudal Rusia di dekat Kyiv menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran di seluruh ibu kota dan mengakibatkan terputusnya pasokan air. REUTERS/Gleb Garanich
Pada Minggu malam, 6 November 2022, Presiden Zelensky dalam rekaman video mengatakan pihaknya tahu Rusia sedang memusatkan kekuatan dan sarana untuk menggempur kembali infrastruktur Ukraina.
"Pertama-tama, energi. Secara khusus untuk ini, Rusia membutuhkan rudal Iran. Kami sedang bersiap untuk merespons," katanya
Zelensky tidak menjelaskan lebih lanjut pernyataannya mengenai rudal Iran yang dipasok ke Rusia. Dia mengatakan ada lebih dari 4,5 juta konsumen sudah hidup tanpa listrik.
Pada Sabtu, 5 November 2022, Iran mengakui untuk pertama kalinya telah memasok ke Rusia drone yang digunakan Moskow. Akan tetapi pihak Iran menyebut, itu dilakukan sebelum perang. Menteri Luar Negeri Iran juga membantah Iran telah memberi rudal ke Rusia.
Sergei Kovalenko, CEO YASNO, pemasok utama energi ke Ibu Kota Kyiv, mengatakan Ukraina menghadapi defisit 32 persen dalam proyeksi pasokan listrik pada Senin ini. "Ini jumlah yang banyak, dan ini force majeure," tulis Kovalenko di laman Facebook-nya.
Sementara itu, otoritas energi nasional memperingatkan akan pemadaman berkala. Pemerintah Ukraina juga mempertimbangkan kemungkinan pembatasan lebih lanjut di Ibu Kota Kyiv dan wilayah di sekitarnya serta enam wilayah lebih lanjut di negara itu.
Ukrenergo, operator jaringan Ukraina, mengatakan konsumsi listrik harus dipotong hingga 30 persen. Ukrenergo juga mengatakan di Telegram terhitung mulai pukul 6 pagi hingga penghujung hari, jadwal pembatasan (listrik) yang direncanakan akan diberlakukan. Penutupan darurat lebih lanjut juga dapat dilakukan untuk melindungi sistem yang telah mengalami serangan rudal besar-besaran pada 10, 11, 17, 22 Oktober dan pada 2 November 2022.
PRESIDEN.GOV.UA | REUTERS
Baca juga: Volodymyr Zelensky Sebut 4,5 juta Warga Ukraina Tanpa Listrik
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini