TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) memastikan Indonesia dan Inggris sudah memiliki kemitraan strategis dalam kerangka kerja sama bilateral. Di tengah masalah domestik Inggris yang menumpuk menyusul terpilihnya Perdana Menteri Rishi Sunak, Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah berharap apa yang sudah menjadi kepentingan bersama di antara kedua negara akan terus berlanjut.
"Terpilihnya Perdana Menteri Rishi Sunak kami yakini akan melanjutkan kemitraan strategis yang dibangun kedua negara," kata Faizasyah saat jumpa pers Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Kamis, 27 Oktober 2022.
Baca juga: 5 Gedung Tertinggi di Dunia 2022, Burj Khalifa Masih Juaranya
Bekas Menteri Keuangan di era Boris Johnson ini menghadapi sederet masalah usai menjabat sebagai PM Inggris yang baru. Rishi Sunak perlu menstabilkan negara yang terhuyung-huyung setelah bertahun-tahun akibat gejolak politik dan ekonomi. REUTERS/Henry Nicholls
Sunak adalah Perdana Menteri Inggris ketiga pada tahun ini. Dia menggantikan Liz Truss, yang memegang rekor masa jabatan terpendek sebagai kepala Pemerintahan Inggris, dengan hanya 45 hari menjabat.
Truss, yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris, mundur sebagai penghuni Downing Street Nomor 10 setelah terjadi pergolakan di pasar Inggris akibat salah langkah kebijakan fiskalnya. Sunak disahkan sebagai perdana menteri pada Selasa, 25 Oktober 2022, melalui mekanisme internal di Partai Konservatif, sebagai pihak pemenang pemilihan umum Inggris pada 2019.
Indonesia dan Inggris menyepakati Roadmap Kemitraan Indonesia-Inggris 2022-2024 dalam pertemuan bilateral di London pada 19 April 2022. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Truss menyetujui proposal tersebut.
Roadmap ini memuat program kerja sama strategis di bidang ekonomi, politik, keamanan, dan lingkungan hidup. Salah satunya adalah kesepakatan menghapuskan praktik perdagangan diskriminatif melalui penjajakan pembuatan mutual recognition untuk standardisasi dan sertifikasi.
Kemitraan itu juga mencakup kerja sama transisi energi, kesehatan, hingga mendukung Indonesia sebagai bagian rantai pasokan industri global. Di samping itu, disepakati pula penguatan kerja sama regional dan global, termasuk dukungan Inggris kepada presidensi G20 Indonesia.
Meski di tengah pandemi, nilai perdagangan bilateral kedua negara meningkat 18 persen pada 2021, dari US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 34 triliun, menjadi US$ 2,6 miliar (Rp 40,4 triliun). Sementara investasi Inggris di Indonesia naik 67 persen, dari US$ 192,8 juta atau sekitar Rp 3 triliun menjadi USD 322,9 juta atau setara Rp 5 triliun.
Baca juga: Mertua Rishi Sunak Konglomerat India, Mau Bersihkan Toilet dan Cuci Piring Sendiri
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.