TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu memperkirakan Cina akan meningkatkan ancaman keamanan dan penindasan diplomatiknya terhadap Taiwan setelah Xi Jinping terpilih kembali menjadi presiden. Wu menyatakan hal itu dalam sebuah laporan ke parlemen.
Baca: Polisi Norwegia Tangkap Tersangka Mata-mata Rusia
Partai Komunis Cina yang berkuasa mengakhiri kongresnya pada Sabtu lalu dengan memperkuat cengkeraman kekuasaan Xi Jinping. Ia berkuasa kembali untuk lima tahun ke depan.
Wu mengatakan Cina kemungkinan akan meningkatkan serangan diplomatik, termasuk merebut lebih banyak sekutu diplomatik pulau itu yang tersisa.
“Cina kemungkinan akan meningkatkan serangan dan ancamannya terhadap Taiwan, terutama di bidang diplomatik,” kata Wu kepada anggota parlemen, Rabu, 26 Oktober 2022. “Ini yang kami khawatirkan.”
Wu mengatakan Taiwan telah menerima “tanda” dan intelijen dari sekutu diplomatik yang tidak disebutkan menyebutkan Cina meningkatkan upaya untuk memikat sekutu pulau itu agar mengalihkan pengakuan resmi ke Beijing.
“Tantangan diplomatik yang kami hadapi semakin besar. Menantikan situasi kita menjadi lebih sulit,” ujar dia.
Di bawah pemerintahan Wu, enam negara telah mengalihkan pengakuan resmi dari Taipei ke Beijing. Mereka mengatakan Taiwan tidak memiliki hak untuk hubungan antarnegara.
Saat ini hanya 14 negara yang secara resmi mengakui pemerintah pulau itu, sebagian besar negara miskin dan berkembang di Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia.
Beijing dan Taipei telah menuduh satu sama lain menggunakan "diplomasi dolar" untuk memikat negara-negara agar membangun hubungan resmi dengan mereka.
Cina telah meningkatkan tekanan diplomatik dan militer untuk mencoba memaksa Taiwan menerima pemerintahan Cina. Pemerintah Taiwan menyatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka dan, karena Taiwan tidak pernah diperintah oleh Republik Rakyat Cina, klaim kedaulatannya tidak berlaku.
Baca: Sarang Singa, Kelompok Militan Palestina yang Diburu Israel
REUTERS | CNA