TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel membunuh seorang pemimpin Lion’s Den (Sarang Singa), sebuah kelompok militan Palestina yang berkembang pesat dari kota Nablus, Tepi Barat, pada Selasa, 25 Oktober 2022. Operasi militer Israel menargetkan kelompok itu, yang memicu salah satu baku tembak terbesar di Tepi Barat dalam beberapa pekan terakhir.
Baca: PM Palestina: Israel secara Sistematis Hancurkan Solusi Dua Negara
Militer Israel menyatakan pasukannya telah menggerebek sebuah apartemen di area pasar Kota Tua Nablus yang diduga digunakan sebagai tempat pembuatan bahan peledak. Serangan itu menewaskan Wadi al-Houh, 31 tahun, yang dituding bertanggung jawab atas pembuatan bom pipa dan memperoleh senjata.
Pada Ahad lalu, seorang anggota senior Sarang Singa, Tamer Kilani, tewas dalam sebuah ledakan bom yang diikat di sepeda motor di kota Nablus. Organisasi itu menuduh pasukan Israel telah membunuh Kilani.
The Times of Israel melaporkan seorang pejabat pertahanan Israel mengatakan Kilani, yang sebelumnya dipenjara di Israel, terlibat langsung dalam pengiriman seorang pria Palestina untuk melakukan serangan skala besar di Tel Aviv pada bulan lalu dan terlibat dalam sejumlah penembakan di Nablus.
Ketegangan di daerah Nablus telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan militer Israel menempatkan penjagaan di sekitar kota Palestina itu untuk menindak Sarang Singa.
Lalu, siapa sebenarnya kelompok militan yang meraih popularitas seiring gencarnya operasi militer Israel di Nablus itu?
Sarang Singa muncul sekitar setahun lalu di Nablus, di mana poster para pejuangnya yang tewas, hampir semua pemuda berpose dengan senjata otomatis dan perlengkapan tempur mereka, sekarang terpampang di seluruh jalan-jalan sempit Kota Tua dan pasar tertutupnya.
Adapun anggota kelompok itu memiliki wibawa besar di Kota Tua dan tidak ada pemimpinnya yang dikenal secara luas di di luar kota asal mereka.
Sarang Singa menjadi lebih menonjol di Tepi Barat setelah pembunuhan terhadap seorang militan berusia 19 tahun bernama Ibrahim al-Nabulsi, seorang militan terkemuka yang dijuluki Singa dari Nablus, pada Agustus lalu. Kematiannya al-Nabulsi menggerakkan para pemuda yang tidak puas di Kota Tua dan kamp-kamp pengungsi untuk berkumpul.
Kelompok ini terdiri dari para pejuang muda Palestina, beberapa di antaranya berafiliasi dengan kelompok-kelompok seperti Fatah, Hamas, dan Jihad Islam. Mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap seorang tentara Israel dua pekan lalu di wilayah pendudukan Tepi Barat.
The Jerusalem Post, melaporkan kelompok ini didirikan oleh Mohammed al-Azizi, 25 tahun, yang dikenal sebagai Abu Saleh, dan temannya Abdel Rahman Suboh atau Abu Adam, 28 tahun. Mereka tewas dalam pertempuran dengan Israel pada Juli lalu.
Menurut pejabat Palestina di Nablus, kelompok inti yang beranggotakan empat pemuda militan terutama termotivasi oleh kemarahan terhadap pelanggaran batas oleh para pemukim Israel dan konfrontasi dengan militer Israel.
Seperti dikutip Reuters pada Selasa, 25 Oktober 2022, beberapa pejabat Palestina mengatakan Sarang Singa tidak berkaitan dengan faksi-faksi arus utama Palestina atau Otoritas Palestina yang sangat tidak populer. Kelompok ini tampaknya tidak memiliki tujuan politik yang digaungkan sepenuhnya selain memerangi pendudukan Israel. Namun, kemungkinan kelompok militan ini menerima dukungan keuangan atau logistik dari kelompok lain.
Bentrokan dengan pemukim di Makam Yakub, sebuah monumen terkenal dan situs ziarah di Nablus, dianggap oleh anggota kelompok ini sebagai tantangan khusus.
Ada sedikit informasi yang dapat dipercaya mengenai jumlahnya, tetapi seorang pejabat Palestina dengan koneksi yang baik di Kota Tua Nablus mengatakan mungkin ada 25 pria bersenjata aktif. Jumlah pendukungnya lebih besar di luar kelompok inti.
Menanggapi dukungan yang diraih Sarang Singa di Nablus, Gubernur Nablus Ibrahim Ramadan mengatakan Otoritas Palestina telah mencoba membeli senjata mereka atau mengintegrasikannya ke dalam pasukan keamanan, tetapi upaya itu tidak sepenuhnya berhasil.
Baca: Saudi Sudah Mendukung Ukraina, Joe Biden Tetap Dendam
REUTERS | BERBAGAI SUMBER