TEMPO.CO, Jakarta - Inflasi di Cina pada September 2022 tercatat naik ke level tertinggi sejak 29 bulan. Untungnya, tekanan harga secara umum tidak berbahaya pada ekonomi Cina yang terseok-seok oleh ketatnya aturan Covid-19 dan sebuah krisis properti.
Bank sentral Cina telah mencoba mendorong pertumbuhan ekonomi, di mana saat yang sama menghindari pelonggaran agresif yang bisa memicu tekanan pada harga-harga dan risiko outflow. Pasalnya, Bank Sentral Amerika dan bank-bank sentral negara lainnya sudah menaikkan suku Bunga untuk memerangi lonjakan inflasi.
Baca juga: Ingatkan PAM Jaya, Anies Baswedan: Harga Air di Apartemen Lebih Murah
Warga berbelanja di sebuah pasar keliling berbasis bus di Distrik Liwan, Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, Cina, 19 Juni 2021. Guangzhou baru-baru ini meluncurkan layanan belanja keliling berbasis bus, yang mengirimkan makanan dan kebutuhan sehari-hari ke daerah-daerah berisiko di kota tersebut menggunakan bus, memudahkan warga di bawah penerapan kendali epidemi untuk berbelanja di area tempat tinggal mereka. Xinhua/Deng Hua
Data dari Biro Statistik Nasional Cina pada Jumat, 14 Oktober 2022 memperlihatkan inflasi di Cina i naik 2,8 persen dari awal tahun, yang terakselerasi dari 2,5 persen pada Agustus 2022. Itu adalah kenaikan infasi tercepat sejak April 2020.
Data dari Biro Statistik Nasional Cina juga memperlihatkan konsumsi masih lemah di tengah pembatasan aturan Covid-19, yang juga menjadi inti kenaikan inflasi. Konsumsi di Cina melemah sampai 0,6 persen pada Sepetmber 2022 dan 0,8 persen pada Agustus 2022. Sedangkan indek harga produsen (PPI) di Cina naik sampai 0,9 persen year-on-year atau turun tajam.
“Kami memproyeksi inflasi (year-on-year) tampaknya akan tetap moderat dalam beberapa bulan ke depan,“ demikian keterangan analis dari Goldman Sachs.
Bank sentral Cina tampaknya akan fokus pada hal-hal yang bisa membangkitkan ekonomi negara itu dari pandemi Covid-19, kendati muncul sejumlah kekhawatiran atas modal yang keluar akan membatasi ruang kebijakan Cina. Terlebih, mata uang yuan turun sampai 11 persen terhadap dollar Amerika pada tahun ini.
Yi Gang, Gubernur Bank Sentral Cina dalam pernyataannya pada Jumat, 14 Oktober 2022, menjelaskan kebijakan-kebijakan bank sentral akan ditujukan untuk mendukung perekonomian negara itu. Harga bahan-bahan makanan pada bulan lalu sebagian besar mengalami kenaikan sampai 8,8 persen setelah pada Agustus naik 6,1 persen. Harga sayur-mayur naik 12,1 persen setelah pada Agustus 2022 naik 6,0 persen.
Sumber: Reuters
Baca juga: IMF Minta Rusia Segera Hentikan Perang Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.