TEMPO.CO, Jakarta - Negera-negara anggota Dana Moneter Internasional (IMF) pada Jumat, 14 Oktober 2022, dengan suara bulat menerbitkan sebuah seruan untuk Rusia agar mengakhiri perang Ukraina. Mereka meyakini perang Ukraina telah menjadi faktor terbesar naiknya inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Dalam sesi jumpa pers, Menteri Ekonomi Spanyol Nadia Calvino menjelaskan Rusia kembali telah memblokir konsensus penerbitan komunike bersama selama pertemuan IMF dengan Komite Keuangan. Seruan agar perang Ukraina diakhiri lebih kuat dari pertemuan IMF dengan Bank Dunia pada April 2022 lalu. Pasalnya, saat ini perang telah membat kerawanan pangan, kesulitan energi, kenaikan harga barang-barang dan membuat stabilitas keuangan berisiko.
“Ini sangat jelas di tingkat kemanusiaan, tingkat praktek, tingkat objektifitas. Hentikan perang. Hentikan perang. Ini langkah langsung untuk membuat perekonomian dunia lebih baik,” kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.
Baca juga: Menteri Perdagangan Kanada Ingatkan Dampak Perang Ukraina
Bangunan yang rusak setelah dihantam serangan udara Rusia di Bakhmut, Wilayah Donetsk, Ukraina,9 Mei 2022. Polisi Wilayah Donetsk/Handout melalui REUTERS
Ucapan Georgieva itu adalah sentimen yang juga diserukan oleh Menteri Ekonomi Amerika Serikat Janet Yellen, di mana Yellen meminta semua pihak bertikai agar memikirkan dampaknya ke ekonomi. Sebab sangat jelas dan semua orang pasti setuju bahwa Rusia harus menghentikan perang Ukraina.
Sedangkan Calvino menegaskan penolakan dari Rusia (hentikan perang) telah mendorong komite di IMF menerbitkan pernyataan bersama meminta Negeri Beruang Merah tersebut menghentikan perang. Seruan IMF tersebut merefleksikan kuatnya kata sepakat dari anggota IMF terkait masalah ekonomi yang ditimbulkan (dampak dari perang Ukraina).
IMF dalam pernyataannya juga meminta bank sentral – bank sentral agar menjaga stabilitas harga. Sedangkan kebijakan fiskal harus memprioritaskan perlindungan pada kelompok-kelompok rentan dari kenaikan biaya hidup.
“Kami akan memastikan koherensi dari keseluruhan moneter dan posisi fiskal dengan pertimbangan peran lengkap dari kebijakan struktural dalam mengurangi trade-off,” demikian pernyataan IMF, yang ditujukan pada Inggris dan negara-negara lain untuk menghindari kebijakan moneter dan fiskal saling bertentangan.
Sumber: Reuters
Baca juga: IMF Ingatkan Bank Sentral di Asia Agar Ketat Kebijakan Moneter
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.