TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada Kamis, 13 Oktober 2022, memastikan NATO tidak takut terhadap ancaman nuklir Rusia. NATO juga akan tetap mendukung Ukraina.
"Kami tidak akan terintimidasi. Retorika nuklir Rusia berbahaya, sembrono, dan mereka tahu bahwa jika mereka menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina, itu akan memiliki konsekuensi yang parah," kata Stoltenberg kepada wartawan setelah rapat selama dua hari para Menteri Pertahanan anggota NATO.
Baca juga: Jens Stoltenberg Minta Anggota NATO Kirim Senjata yang Dibutuhkan Ukraina
Foto udara kondisi kampus di Bakhmut setelah serangan roket Rusia, di wilayah Donetsk, Ukraina, 21 Mei 2022. Kondisi kampus tersebut terlihat rusak parah, puing-puing bangunan pun tampak berserakan. REUTERS/Carlos Barria
Itu adalah pertemuan besar NATO pertama sejak Moskow mengumumkan akan mencaplok beberapa wilayah di Ukraina, memulai mobilisasi parsial, dan mengeluarkan ancaman nuklir terselubung, langkah yang telah diklasifikasikan NATO sebagai eskalasi perang yang dimulai ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Serangan terhadap jaringan pipa Nord Stream di bawah Laut Baltik juga meningkatkan ketegangan karena Eropa menderita krisis energi setelah Moskow memutuskan sebagian besar pasokan gasnya. Kemunduran militer Rusia di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran Presiden Rusia Vladimir Putin yang membuatnya menindaklanjuti ancaman menggunakan senjata nuklir.
Stoltenberg mengatakan NATO akan memantau latihan nuklir tahunan Rusia dengan sangat cermat, seperti yang telah dilakukan selama beberapa dekade. NATO akan tetap waspada.
Ucapan Stoltenberg itu mengacu pada latihan tahunan Grom Rusia yang biasanya berlangsung pada akhir Oktober dan di mana Rusia menguji alat pengebom, kapal selam, dan rudal berkemampuan nuklirnya.
NATO telah berjanji melanjutkan latihan kesiapsiagaan nuklir tahunannya sendiri yang disebut "Steadfast Noon" minggu depan. Steadfast Noon adalah latihan, di mana angkatan udara NATO berlatih bagaimana menggunakan bom nuklir Amerika Serikat yang berbasis di Eropa dengan penerbangan pelatihan tanpa senjata langsung.
"Membatalkan latihan karena perang Ukraina akan mengirimkan sinyal yang sangat salah," kata Stoltenberg pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Seorang pejabat senior di NATO mengatakan serangan nuklir Rusia di Ukraina hampir pasti akan menarik tanggapan fisik dari banyak sekutu, dan kemungkinan besar dari NATO sendiri.
Stoltenberg memperingatkan Moskow tentang konsekuensi fatal jika menggunakan segala jenis senjata nuklir melawan Ukraina, tetapi menolak memberikan detail soal tanggapan potensial NATO. Dia hanya mengatakan serangan nuklir secara fundamental akan mengubah sifat konflik dan menandakan sebagai langkah yang melewati batas.
"Bahkan penggunaan senjata nuklir yang lebih kecil akan menjadi hal yang sangat serius dan secara fundamental mengubah sifat perang di Ukraina," katanya.
Sedangkan Kepala kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell memperingatkan setiap serangan nuklir terhadap Ukraina akan menciptakan jawaban, bukan jawaban nuklir tetapi jawaban yang begitu kuat dari pihak militer sehingga tentara Rusia akan dimusnahkan, dan Presiden Putin tidak boleh menggertak.
Seperti Stoltenberg, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin juga menolak berspekulasi bagaimana NATO bakal menanggapi serangan nuklir Rusia. Austin hanya menyebut ancaman Rusia sembrono dan tidak bertanggung jawab.
"Ketika saya melihat indikasi dan peringatan, saya tidak melihat perlunya membuat perubahan apa pun pada apa yang kami lakukan sekarang," katanya dalam konferensi pers.
Sedangkan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan mengatakan pada bulan lalu kalau Amerika Serikat telah menjelaskan kepada Moskow tentang konsekuensi bencana yang akan dihadapinya jika menggunakan senjata nuklir dalam perang Ukraina.
REUTERS | NESA AQILA
Baca juga: Prajurit Lalai Gunakan Senjata, Panglima TNI: Tindak ke Pidana, Juga Sanksi Disiplin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.