TEMPO.CO, Jakarta - Negara anggota NATO diminta fokus memberikan sistem anti-pesawat dan anti-rudal untuk Ukraina karena persenjataan seperti itu yang sangat dibutuhkan Kyiv saat ini.
“Sekutu-sekutu telah memberikan pertahanan udara, namun kami butuh lebih banyak. Kami membutuhkan sistem pertahanan udara yang berbeda-beda, yang jarak pendek dan jarak jauh untuk menembakkan rudal balistik, rudal jelajah dan drone,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg, Rabu, 12 Oktober 2022.
Foto udara kondisi kampus di Bakhmut setelah serangan roket Rusia, di wilayah Donetsk, Ukraina, 21 Mei 2022. Kondisi kampus tersebut terlihat rusak parah, puing-puing bangunan pun tampak berserakan. REUTERS/Carlos Barria
Baca juga: Sekjen NATO Memperkirakan Perang Ukraina Bisa Bertahun-tahun
Stoltenberg memuji Jerman karena mau mengirimkan persenjataan IRIS-T ke Kyiv. NATO perlu meningkatkan suplai-suplai senjata semacam itu karena Ukraina adalah sebuah negara besar dengan banyak kota yang membutuhkan perlindungan dari serangan udara Rusia.
Stoltenberg merujuk pada bombardir yang menghantam area infrastruktur energi Ukraina, yang Moskow menyebutnya sebuah pembalasan atas serangan Kyiv terhadap energi dan infrastruktur transportasi Rusia.
Sebelumnya pada pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Kyiv dalang dibalik upaya sabotase sebuah pusat energi nuklir dan Turkstream pipa gas alam. Akhir pekan lalu, Jembatan Krimea menjadi sasaran mematikan. Putting mengklaim Ukraina menggunakan taktik teroris, yakni sebuah pendekatan baru untuk menaklukkan militer Rusia.
Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengakui sekitar satu per tiga infrastruktur energi di Ukraina rusak akibat serangan udara Rusia dalam dua hari.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta bantuan negara-negara yang bergabung dalam kelompok G7, dalam menghadapi serangan Rusia. Dalam pertemuan di Brusel yang akan berlangsung Rabu 11 Oktober 2022, Zelensky mengharapkan tanggapan positif dari sekutu Barat untuk mempercepat bantuan militer dari G7 dalam menghadapi lebih banyak serangan rudal Rusia
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
Sumber: RT.com
Baca juga: Eropa Melirik Afrika untuk Mencari Alternatif Gas Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.