TEMPO.CO, Jakarta - Vatikan mengkonfirmasi bahwa Carlos Felipe Ximenes Belo atau Uskup Belo telah berada di bawah sanksi disiplin selama dua tahun terakhir, menyusul tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan ketika dia berada di Timor Timur pada 1990-an.
Pengakuan itu datang pada Kamis, 29 September 2022, sehari setelah majalah Belanda De Groene Amsterdammer mengungkap klaim terhadap uskup Katolik yang dihormati itu. Laporan mereka mengutip dua orang yang diduga menjadi korban Belo dan beberapa potensi sasaran lain.
Juru Bicara Vatikan Matteo Bruni seperti dilansir Al Jazeera mengatakan, kantor Vatikan yang menangani kasus pelecehan seks menerima tuduhan tentang perilaku uskup pada 2019 dan dalam waktu satu tahun telah memberlakukan pembatasan.
Kebijakan itu termasuk pembatasan pergerakan dan pelaksanaan pelayanan Belo. Di samping itu, dia juga dilarang melakukan kontak sukarela dengan anak di bawah umur atau kontak dengan Timor Lorosa'e.
Dalam sebuah pernyataan, Bruni mengatakan sanksi itu "dimodifikasi dan diperkuat" pada November 2021. Belo disebut telah secara resmi menerima hukuman pada kedua kesempatan tersebut.
Vatikan tidak memberikan penjelasan mengapa Belo mengundurkan diri sebagai kepala Gereja Katolik Roma di Timor Timur pada 2002 dan dikirim ke Mozambik, di mana ia diizinkan untuk bekerja dengan anak-anak.
Laporan skandal pelecehan seksual Uskup Belo mengejutkan seluruh Timor Timur. Uskup Belo dianggap sebagai pahlawan di negara tersebut karena berjuang untuk memenangkan kemerdekaan Timor Timur dari kekuasaan Indonesia.
Karena perjuangannya, dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1996. Belo memenangkan penghargaan dengan sesama ikon kemerdekaan Timor Timur dan Presiden petahana Jose Ramos-Horta.
Keduanya mengkampanyekan solusi yang adil dan damai untuk konflik di Timor Leste karena berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia.
“Kami di sini juga terkejut mendengar berita ini,” kata seorang pejabat di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste, pada Kamis, 29 September 2022, berbicara kepada kantor berita The Associated Press dengan syarat anonim.
Belo adalah seorang imam Salesian Don Bosco, sebuah ordo religius Katolik Roma yang telah lama memiliki pengaruh di Vatikan. Salesian cabang Portugis mengatakan pada Kamis bahwa mereka sangat sedih dan tercengang dengan berita tersebut.
Cabang itu menjauhkan diri dari Belo, dengan mengatakan bahwa dia tidak terkait dengan ordo itu sejak dia mengambil alih di Timor Timur. Namun, Belo masih seorang uskup Salesian, terdaftar dalam buku tahunan Vatikan dengan inisial Salesiannya “SDB” di akhir namanya.
“Mengenai masalah yang diliput dalam berita, kami tidak memiliki pengetahuan yang memungkinkan kami untuk berkomentar,” kata ordo Salesian dalam sebuah pernyataan.
Salesian Portugis disebut menerima Belo atas permintaan atasan mereka setelah dia meninggalkan Timor Timur pada 2002 dan karena dia sangat dihormati. Akan tetapi dia tidak melakukan pekerjaan pastoral di Portugal.
Hasil investigasi De Groene Amsterdammer menunjukkan bahwa Uskup Belo juga melecehkan anak laki-laki pada 1980-an. Periode itu tepat sebelum dia menjadi uskup ketika dia bekerja di sebuah pusat pendidikan yang dikelola oleh Salesian.
Baca juga: Sosok Uskup Belo, Tokoh Timor Leste yang Diduga Terlibat Pelecehan Seksual
AL JAZEERA