TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky mengecam pemungutan suara sejumlah wilayah Ukraina yang diduduki Moskow untuk bergabung dengan Rusia. Zelensky menilai referendum tersebut tidak sah.
"Lelucon di wilayah pendudukan ini bahkan tidak bisa disebut tiruan dari referendum," kata Zelensky dalam pidato rutin kenegaraannya pada Selasa malam, 27 September 2022.
Wilayah Ukraina yang diduduki Rusia -Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, menyetujui proposal untuk menjadi bagian dari Rusia. Referendum dilakukan selama empat hari sampai Selasa, 27 September 2022.
Pejabat yang ditunjuk Rusia mengkonfirmasi, penghitungan suara dari hasil parsial pada Selasa berkisar antara 87 persen hingga 98,5 persen mendukung wilayah tersebut bergabung dengan Rusia.
Zelensky dalam pidatonya mengatakan, Ukraina akan membela rakyatnya yang masih hidup di bawah pendudukan di empat wilayah tempat pemungutan suara diadakan. Pemimpin Ukraina itu juga berjanji akan berjuang di beberapa bagian wilayah Kharkiv yang masih dalam pendudukan.
Presiden Zelensky menambahkan, bahwa pihaknya akan segera mengumumkan kabar baik mengenai perkembangan di medan perang, tetapi tidak memberikan rinciannya sejauh ini. "Kami maju dan akan membebaskan tanah kami," katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan di TV pemerintah bahwa pemungutan suara dirancang untuk melindungi orang dari apa yang disebutnya penganiayaan terhadap etnis Rusia dan penutur bahasa Rusia oleh Ukraina, sesuatu yang dibantah oleh Kyiv.
Amerika Serikat memperkenalkan resolusi di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan negara-negara anggota untuk tidak mengakui perubahan teritorial apa pun di Ukraina. Proposal itu juga mewajibkan Rusia untuk menarik pasukannya.
Rusia sendiri memiliki kemampuan untuk memveto resolusi di Dewan Keamanan. Kendati demikian Perwakilan AS di PBB Thomas-Greenfield mengatakan pihaknya akan membawa masalah tersebut ke Majelis Umum PBB.
Amerika Serikat juga sedang mempersiapkan babak baru sanksi terhadap Rusia jika negara itu mencaplok wilayah Ukraina. Pejabat AS mengkonfirmasi ada paket senjata senilai US$1,1 miliar atau Rp 16,7 triliun untuk Ukraina yang akan segera diumumkan.
Baca: Rusia Lindungi Wilayah yang Dicaplok, Ukraina Tak Akan Menyerah
KMV.GOV.UA | REUTERS