TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 71 orang tewas saat perahu pembawa migran, yang hendak ke luar negeri, tenggelam di laut Suriah. Kementerian Transportasi Lebanon pada Jumat, 23 September 2022, melaporkan perahu naas itu berlayar dari Lebanon pada awal pekan ini.
Kejadian ini tercatat sebagai perjalanan mematikan dari Lebanon, di mana banyak orang putus asa buntut dari kondisi ekonomi negara itu hingga mendorong banyak orang merantau ke luar negeri. Mereka menaiki perahu yang sudah reyot dan penuh sesak dengan harapan bisa tiba di Eropa.
Otoritas di Suriah menemukan sejumlah jasad di area pantai Tartus pada Kamis sore, 21 September 2022. Kementerian Transportasi Suriah mengatakan korban selamat dari musibah ini mengatakan mereka berangkat dari wilayah Minyeh, utara Lebanon pada Selasa, 20 September 2022. Di dalam perahu naas tersebut, ada sekitar 120 – 150 penumpang yang ingin ke Benua Biru.
Menteri Transportasi Lebanon Ali Hamiye mengatakan ada 20 orang yang selamat dari musibah ini dan saat ini sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Suriah. Banyak dari korban ini adalah warga negara Suriah. Lebanon menampung sekitar satu juta pengungsi Suriah.
Perahunya sangat kecil dan terbuat dari kayu. Hamiye menggambarkan pelayaran semacam ini terjadi hampir setiap hari, yang di organisir oleh orang-orang yang tidak mempedulikan keselamatan.
Samer Qubrusli,dirjen kepelabuhan Suriah, mengatakan tim penyelamat terus melakukan upaya penyelamatan pada Jumat, 22 September 2022. Gelombang pelayaran maut seperti ini dampak dari runtuhnya keuangan Lebanon. Angka rata-rata kemiskinan melambung hingga menjadi 6,5 juta orang.
Siprus juga mengerahkan tim pencari dan penyelamat pada Senin malam dan Selasa, 20 September 2022 atau ketika jam-jam dua perahu pembawa migran dari Lebanon mengeluarkan sinyal tanda bahaya. Ada 300 orang dalam satu perahu dan 177 orang di perahu lainnya.
Angkatan Darat Lebabon pada Rabu, 21 September 2022, mengatakan telah menyelamatkan 55 orang dalam perahu yang tidak berfungsi di teritorial laut negara itu. Perahu tersebut lalu diminta untuk kembali ke tepi pantai.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mengenal Cymbidium Si Anggrek Perahu, Ini Daya Tariknya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.