TEMPO.CO, Jakarta - Helikopter militer Myanmar dilaporkan menembaki sebuah sekolah di negara itu dengan alasan memburu para pemberontak. Akibat serangan ini, sedikitnya 7 anak tewas dan 17 orang mengalami luka-luka.
Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi rincian kekerasan yang terjadi pada Jumat di desa Let Yet Kone di wilayah Sagaing tengah. Menurut laporan dari outlet berita Mizzima dan Irrawaddy, helikopter tentara telah menembaki sekolah yang bertempat di sebuah biara Buddha di desa tersebut.
"Beberapa anak tewas di tempat oleh penembakan itu, sementara yang lain meninggal setelah pasukan memasuki desa," kata laporan itu.
Myanmar telah dicengkeram oleh kekerasan sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih awal tahun lalu. Gerakan oposisi yang beberapa dari mereka bersenjata, telah muncul di seluruh negeri dan telah dilawan oleh militer dengan kekuatan mematikan.
Dalam sebuah pernyataan setelah kekerasan pada Jumat, pemerintah bayangan pro-demokrasi Myanmar, yang dikenal sebagai Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), menuduh junta melakukan serangan yang ditargetkan di sekolah-sekolah.
NUG juga menyerukan pembebasan 20 murid dan guru yang dikatakan telah ditangkap setelah serangan udara tersebut. LSM Save the Children mencatat serangan kekerasan yang terdokumentasi di sekolah oleh militer Myanmar melonjak menjadi sekitar 190 tahun lalu di Myanmar dari 10 tahun sebelumnya.
Baca juga: Militer Myanmar Sebut Eksekusi Mati Aktivis Keadilan Bagi Rakyat
REUTERS