TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah meminta agar Amerika Serikat mau menerbitkan visa untuk 56 orang delegasi Rusia, yang hendak menghadiri pertemuan PBB pada bulan ini di New York, Amerika Serikat. Namun sejauh ini, tak ada satu pun visa yang diberikan.
Di antara ke-56 orang yang mengajukan permohonan visa tersebut, adalah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Sepucuk surat yang dilayangkan ke Sekjen PBB Antonio Guterres dan dibaca oleh Reutres pada Jumat, 2 September 2022, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan penolakan pemberian visa ini adalah sebuah peringatan, terlebih dalam beberapa bulan terakhir Washington sudah secara konstan menolak memberikan visa masuk ke delegasi Rusia untuk menghadiri acara PBB.
Bendera Rusia berkibar di luar Konsulat Jenderal Federasi Rusia di New York di Manhattan, New York City, AS, 2 Agustus 2021. [REUTERS/Andrew Kelly]
Juru bciara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan negara itu secara serius memenuhi kewajibannya sebagai tuan rumah acara PBB. Sedangkan visa bersifat confidential di bawah undang-undang Amerika Serikat sehinga tidak bisa dikomentari untuk kasus-kasus individu.
Di bawah kesepakatan PBB pada 1947, dikatakan bahwa Amerika Serikat secara umum harus memberikan akses masuk ke diplomat-diplomat asing yang ingin menghadiri acara PBB di sana. Akan tetapi, Washington bersikukuh mengatakan bisa menolak memberikan visa dengan alasan keamanan, terorisme dan kebijakan asing.
Hubungan Amerika Serikat dengan Rusia terganggu sejak Moskow menginvasi negara tetangganya Ukraina pada Februari lalu.
“Kami memproses ratusan visa setiap tahun untuk delegasi dari Federasi Rusia yang ingin menghadiri acara PBB,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, yang menambahkan permohonan visa harus dimasukkan secepatnya agar waktunya bisa pas (sebelum acara PBB dimulai).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat itu juga mengatakan penting untuk memasukkan permohonan visa dengan cepat karena Rusia mengambil kebijakan pada kantor Kedutaan Besar Amerika di Rusia, di mana staf lokal dan staf dari negara ketiga, diakhiri kontrak kerjanya. Walhasil, jumlah staf yang bekerja di sana pun terbatas, begitu pula dengan kapasitas memproses visa.
Sumber: Reuters
Baca juga: Josep Borrell Pesimis Larangan Warga Rusia Masuk Eropa Bakal Disetujui
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.