TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sangat berharap misi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bisa menyelesaikan masalah PLTN Zaporizhzhia. Sebab tim pengamat dari lembaga PBB itu, memegang peranan penting meskipun menjumpai beberapa kesulitan karena ada tentara Rusia di sana.
Area di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia telah menjadi sasaran dalam perang Ukraina. Jika pabrik energi nuklir ini sampai kena hantam rudal, maka dampaknya akan sangat besar atau mungkin terjadi bencana nuklir.
"Kami melakukan segalanya untuk memastikan bahwa IAEA mendapatkan akses ke pabrik Zaporizhzhia dan saya percaya misi ini mungkin masih memiliki peran untuk dimainkan," kata Zelensky dalam sebuah rekaman video, yang diputar dalam pertemuan Forum Ambrosetti di Italia utara.
Anggota misi ahli Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia selama konflik Ukraina-Rusia di luar Enerhodar di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 1 September 2022 D. Candano Laris/International Atomic Energy Agency (IAEA)/Handout via REUTERS
Energoatom, yakni BUMN Ukraina bidang nuklir, sebelumnya menyarankan pada perwakilan misi IAEA agar tidak memasuki pusat krisis pabrik, yang ditempati oleh pasukan Rusia. Pasalnya upaya untuk mendapat penilaian yang tidak memihak, bakal sulit.
Zelensky menilai tidak ada itikad baik dari Rusia untuk menghentikan perang di sekitar PLTN, seperti diminta oleh IAEA. Ia menambahkan, kembalinya operasional pabrik itu oleh Ukraina akan membantu mengatasi krisis energi di Eropa.
"Ukraina siap meningkatkan ekspor listrik ke negara-negara Uni Eropa," kata Zelensky.
PLTN Zaporizhzhia di wilayah seberang sungai Dnipro, dikuasai oleh tentara Rusia tak lama setelah mereka menginvasi Ukraina pada akhir Februari 2022. Pertempuran di wilayah itu telah menjadi fokus perhatian.
Di tempat itu, telah terjadi serangan bertubi-tubi dalam sebulan terakhir, di mana Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas penembakan itu. Saat ini, pabrik energi nuklir itu masih dijalankan oleh staf dari Ukraina dan Rusia menolak seruan untuk menarik pasukannya dari sana.
Wali Kota dewan regional Zaporizhzhia, Mykola Lukashuk, mengatakan beberapa kota di dekat pabrik PLTN Zaporizhzhia diserang Rusia pada Kamis, 1 September 2022. Salah satu reaktor pembangkit terpaksa ditutup setelah serangan itu.
REUTERS
Baca juga: DPR Minta KTT G20 Bali Jadi Kesempatan Mendamaikan Rusia dan Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.