TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah menanggapi terhadap kemungkian Indonesia mendamaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 Bali pada akhir 2022 nanti. Invasi Rusia ke Ukraina sudah masuk bulan ke-7.
"Kalau terdapat peluang sewajarnya akan Indonesia pergunakan. Namun konfirmasi kehadiran baru akan bisa dipastikan mendekati KTT," kata Faizasyah kepada Tempo, Kamis, 1 September 2022.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskow, Rusia, 30 Juni 2022. Jokowi menyatakan siap menjadi jembatan komunikasi antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin agar kedua pihak mencapai perdamaian. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS
Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon mempertanyakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Kyiv dan Moskow pada akhir Juni lalu. Dia menyinggung kemungkinan Indonesia untuk memfasilitasi pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pemimpin Rusia Vladimir Putin.
Saat rapat kerja dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Effendi menyoroti posisi misi damai Jokowi dalam kunjungannya ke negara-negara Eropa timur yang tengah berkonflik. Status dan tujuan lawatan itu dianggap belum jelas sebab tidak ada proposal yang ditawarkan untuk menjadi pihak pendamai.
"Apakah tidak diikuti oleh pertemuan lanjutan? Karena serta merta Pak Presiden mengundang (Zelensky dan Putin) ke G20. Mengundang dalam konteks apa?" kata Effendi bertanya pada Retno di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 1 September 2022.
Effendi Simbolon. ANTARA/Irsan Mulyadi
Effendi menyebut, kalau Indonesia mengundang Zelensky dan Putin dalam konteks serius, maka harus siap menjadi pihak yang mendamaikan. Kalau Indonesia tidak siap, menurut Effendi, sebaiknya kedua pemimpin itu tidak undang saja.
"Karena tiga agenda (G20) kita jadi rusak, tidak ada hubungannya dengan Rusia dan Ukraina," ujarnya.
Retno, yang hadir langsung dalam rapat tersebut, menjelaskan ulang bahwa kunjungan Jokowi ke Kyiv dan Moskow itu sesuai amanah konstitusi dan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Selain misi damai, Retno mengatakan diplomasi pangan menjadi perhatian.
"Mengenai masalah resolusi damai dari konflik tersebut, it is very unfortunate bahwa kita melihat dan mendengar belum adanya komitmen dari pihak terkait untuk menyelesaikan konflik yang ada," ujar Retno.
Adapun pembahasan strategi politik luar negeri RI secara rinci kepada DPR, tidak dilakukan secara terbuka.
KTT G20 akan diadakan di Bali, Indonesia, pada 15-16 November 2022, dalam format tatap muka. Sebagai tuan rumah, Indonesia sudah mengundang presiden Rusia untuk hadir walau mendapat tekanan dari Barat, termasuk Amerika Serikat. Sebagai gantinya, Biden pernah mengusulkan kepada Indonesia untuk mengundang Presiden Zelensky.
Kremlin mengatakan belum menentukan kehadiran Putin apakah akan secara langsung atau virtual. Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva, niat awal Presiden Putin adalah hadir secara tatap muka di Bali.
Ukraina bukan anggota G20, tapi isu invasi Moskow dan dampaknya ke ekonomi global membuat penting peran negara tersebut. Presiden Jokowi sudah mengundang langsung Zelensky untuk menghadiri KTT G20 di Bali saat berkunjung ke Kyiv pada akhir Juni 2022.
Kantor Kepresidenan Ukraina beberapa waktu lalu menyebut Zelensky akan datang langsung ke Bali kalau Putin juga hadir secara tatap muka. Kendati demikian Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin ragu Zelensky mau datang untuk berdamai.
Baca juga: Banjir, Kementerian Luar Negeri Pakistan Minta Bantuan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.