Komite pemuda dan olahraga Ukraina menerbitkan sebuah RUU yang meminta murid SMA dan SMK di penjuru Ukraina mengikuti pelatihan dasar wajib militer. Detail proposal baru ini dipublikasi surat kabar Judicial pada Minggu, 21 April 2024.
“Kebijakan ini untuk mendukung inisiatif pelatihan militer dan pendidikan patriotisme di kalangan anak muda Ukraina,” demikian keterangan Komite pemuda dan olahraga Ukraina.
Latihan wajib militer diharapkan bisa ditambahkan pada kurikulum sekolah menengah di Ukraina, termasuk di sekolah-sekolah persiapan masuk universitas dan sejumlah lembaga tinggi pendidikan lainnya. Program ini nantinya akan dinamai ‘Bela Ukraina’ dan akan diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ukraina agar bisa berkerja sama dengan Kementerian Pertahanan.
Sebelumnya pada awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanda-tangani sebuah RUU yang akan memperketat mobilitas seluruh warga negara Ukraina, termasuk mereka yang tinggal di luar negeri. Di antara pengetatan aturan itu adalah memberikan data terbaru soal diri mereka ke otoritas militer Ukraina dalam tempo 60 hari setelah legalisasi berlaku. Laki-laki warga negara Ukraina usia 18 tahun sampai 60 tahun harus membawa identitas militer mereka setiap waktu.
Sedangkan perempuan warga negara Ukraina diperbolehkan mengikuti kelas-kelas baru, namun atas dasar sukarela. Sebelumnya pada awal April 2024, Oksana Grigorieva penasehat militer Ukraina untuk urusan gender mendesak para perempuan di negaranya agar bersiap untuk wajib militer. Presiden Zelensky sudah menandatangani RUU mobilisasi pada bulan ini yang akan menurunkan batas usia wajib militer bagi laki-laki, yang semula 27 tahun menjadi 25 tahun.
Kyev sibuk mengurusi perundang-undangan karena negara itu sekarang sedang terseok-seok menghadapi kekalahan dalam perang melawan Rusia. Pada akhir Februari 2024, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengklaim militer Ukraina kehilangan 444 ribu lebih tentara sejak meletup perang Ukraina pada akhir Februari 2022. Sebelumnya pada awal bulan ini, Shoigu menyebut Kyev telah kehilangan lebih dari 80 ribu PNS.
Otoritas Ukraina memperkirakan membutuhkan tambahan tentara sampai 500 ribu orang untuk mengisi berbagai posisi. Namun angka itu kemudian telah dikurangi.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini