Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Ini 109 Tahun Lalu Penembakan Vladimir Lenin, Selamat Meski 3 Peluru Tembus Tubuhnya

Reporter

image-gnews
Vladimir Lenin. Foto: wikimedia.org
Vladimir Lenin. Foto: wikimedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 30 Agustus 1918, tokoh revolusi Rusia Vladimir Ilich Lenin, atau lebih dikenal dengan Vladimir Lenin, ditembak oleh Fanya Kaplan, yang juga sesama revolusioner. Lenin berhasil diselamatkan tetapi kesehatannya menjadi menurun. Belakangan sejumlah peneliti menyebut, akibat tembakan itu, Lenin mengalami stroke yang berujung pada kematiannya.

Siapa sebenarnya Vladimir Lenin ini, dan bagaimana kilas balik kejadian penembakan seabad lebih lalu itu?

Lenin di mata dunia

Melansir laman ensiklopedia Inggris, Britannica, Vladimir Lenin, nama asli Vladimir Ilich Ulyanov, lahir di Simbirsk, Rusia pada 10 April 1870 atau 22 April jika merujuk penanggalan Masehi modern. Dia berasal dari keluarga seorang inspektur sekolah umum, yang menjadi bangsawan turun-temurun. Lenin dikenal dunia sebagai tokoh pendiri, inspirator, arsitek, pembangun, dan Perdana Menteri pertama Uni Soviet, kini Rusia pada 1917 hingga 1924.

Selain itu, Lenin merupakan pendiri organisasi Comintern atau Organisasi Komunis Internasional dan sekaligus sumber anumerta “Leninisme”. Leninisme merupakan doktrin yang dikodifikasi dan digabungkan dengan karya-karya Karl Marx oleh penerus Lenin untuk membentuk Marxisme-Leninisme, yang menjadi pandangan dunia komunis. Pada 1917, Lenin memimpin Revolusi Bolshevik pada 1917. Ini adalah revolusi perubahan pemerintahan kedua di Rusia.

Setelah menggulingkan pemerintahan nasionalis di bawah pimpinan Alexander Kerensky, Lenin duduk sebagai Perdana Menteri. Berkat revolusi yang dipimpinnya itu, yang menyebabkan peristiwa politik paling signifikan abad ke-20, Lenin telah dianggap sebagai pemimpin revolusioner terbesar dan negarawan revolusioner dalam sejarah, serta pemikir revolusioner terbesar sejak Karl Marx.

Perjalanan Lenin menuju revolusi

Mengutip laman Perpustakaan Nasional Rusia, Boris Yeltsin Presidential Library, setelah lulus dari gimnasium Simbirsk pada 1887 dengan medali emas, Lenin kemudian diterima di Universitas Kazan. Tetapi tiga bulan setelah masuk ia dikeluarkan karena berpartisipasi dalam kerusuhan mahasiswa Pada tahun yang sama, kakak laki-lakinya Alexander, seorang revolusioner Narodnaya Volya, digantung karena mempersiapkan upaya pembunuhan Kaisar Alexander III. Peristiwa inilah yang sedikit banyak mempengaruhi pandangan sang Lenin di kemudian hari.

Pada 1891, Lenin lulus dari fakultas hukum Universitas St. Petersburg sebagai mahasiswa luar, setelah itu ia bekerja di Samara sebagai asisten pengacara. Pada Agustus 1893 ia pindah ke St. Petersburg, di mana ia bergabung dengan lingkaran mahasiswa Marxis di Institut Teknologi. Pada April 1895, Lenin pergi ke luar negeri dan berkenalan dengan kelompok Emansipasi Buruh. Pada tahun yang sama, atas prakarsa dan di bawah kepemimpinan Lenin, lingkaran Marxis di St. Petersburg berafiliasi menjadi “Persatuan Perjuangan untuk Pembebasan Kelas Pekerja”.

Pada Desember 1895, Lenin menyusun rancangan program untuk Partai Sosial Demokrat dan bersikeras mengadakan kongres. Revolusioner muda itu kemudian ditangkap oleh pemerintah dan diasingkan pada Maret 1897 selama tiga tahun ke desa Shushenskoye, distrik Minusinsk, Wilayah Krasnoyarsk. Kendati begitu para peserta “Persatuan” tetap mengadakan kongres pertama Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia pada 1898 di Minsk.

Sebelum melakukan revolusi, dari 1907 hingga 1917, Lenin berada di pengasingan. Dia diasingkan lantaran mengungkap pandangan-pandangan politiknya. Pada awal Perang Dunia Pertama, ketika berada di wilayah Austria-Hongaria, ia ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata untuk pemerintah Rusia. Tetapi berkat upaya Sosial Demokrat Austria, ia dibebaskan, setelah itu ia pergi ke Swiss. Di sana, Lenin mengambil bagian dalam pertemuan sekelompok emigran Bolshevik dan memajukan slogan untuk mengubah perang imperialis menjadi perang saudara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada musim semi 1917, Lenin kembali ke Rusia, di mana ia menguraikan program transisi dari revolusi borjuis-demokratis ke revolusi sosialis, dan juga memulai persiapan untuk pemberontakan bersenjata dan penggulingan Pemerintahan Sementara.

Pada awal Oktober, ia pindah secara ilegal dari Vyborg ke Petrograd. Pada 10 Oktober tahun itu, dalam pertemuan Komite Sentral, Lenin menyarankan untuk mengadopsi resolusi tentang pemberontakan bersenjata. Kemudian pada 24 Oktober, dalam sebuah surat kepada Komite Sentral, Lenin memerintahkan penyerangan dan penangkapan Pemerintahan Sementara sekaligus merebut kekuasaan Alexander Kerensky.

Keesokan harinya, 25 Oktober 1917, kini 7 November, Lenin memimpin pemberontakan itu di Petrograd dan Bolshevik merebut kekuasaan negara dan menjatuhkan pemerintahan nasionalis Alexander Kerensky. Setelah itu, Lenin dalam pertemuan Kongres Soviet Seluruh Rusia Kedua yang dibuka pada malam hari, memproklamasikan Pemerintahan Soviet dan menunjuk dirinya sebagai Perdana Menteri pertama Uni Soviet.

Peristiwa Penembakan Lenin

Melansir publikasi Lenin’s Stroke dalam ncbi.nlm.nih.gov, pada 30 Agustus 1918, Lenin berpidato di Palu dan Sabit, sebuah pabrik senjata di Moskow selatan. Saat Lenin meninggalkan gedung dan sebelum memasuki mobilnya, Fanny Kaplan memanggilnya. Ketika Lenin berbalik ke arahnya, dia menembakkan 3 tembakan dengan pistol Browning. Satu peluru menembus mantel Lenin, 2 peluru lainnya mengenainya. Satu melewati lehernya, menusuk sebagian paru-paru kirinya, dan berhenti di dekat tulang selangka kanannya, dan satunya mengenai bahu kirinya.

Lenin menolak meninggalkan Kremlin untuk mencari perawatan medis. Dokter kemudian didatangkan untuk merawatnya. Tetapi mereka tidak dapat mengeluarkan peluru di luar rumah sakit. Meskipun luka-lukanya parah, Lenin selamat. Operasi berjalan dengan baik, tetapi pada Mei 1922, Lenin mengalami stroke. Sejumlah dokter mengklaim bahwa masalah kesehatan Lenin terkait dengan 2 peluru yang tertinggal di tubuhnya setelah konspirasi pada 1918 itu.

Pada Desember 1922, karena beban kerja yang berat, kembali mengalami stroke untuk kali kedua. Pada stroke ketiga, yang terjadi pada Maret 1923, membuat Lenin hampir lumpuh.

Lenin meninggal pada 21 Januari 1924 di desa Gorki dekat Moskow. Pada 23 Januari, peti mati dengan tubuhnya diangkut ke Moskow dan dipasang di Aula Kolom. Perpisahan resmi berlangsung selama lima hari. Pada 27 Januari 1924, peti mati dengan tubuh yang dibalsam ditempatkan di Mouseleum, yang dibangun khusus di Lapangan Merah, dirancang oleh arsitek A.V. Shchusev.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Pendiri Rusia Vladimir Lenin ternyata Keturunan Yahudi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

4 jam lalu

Seorang perwakilan dari kantor kejaksaan menunjukkan bagian dari rudal tak dikenal, yang diyakini pihak berwenang Ukraina dibuat di Korea Utara dan digunakan dalam serangan di Kharkiv awal pekan ini, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kharkiv, Ukraina 6 Januari 2024. REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy/File Photo
Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.


Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

7 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Patriark Kirill dari Moskow dan seluruh Rusia menghadiri kebaktian setelah upacara peresmian di Katedral Kabar Sukacita Kremlin di Moskow, Rusia 7 Mei 2024. Sputnik/Alexey Maishev/Kremlin via REUTERS
Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.


Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

11 jam lalu

Ilustrasi pistol. olympia.gr
Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.


Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

12 jam lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?


Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

14 jam lalu

Ilustrasi penjara. Sumber: aa.com.tr
Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.


Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

15 jam lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan pistol. Ilustrasi : Tempo/Indra Fauzi
Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.


Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

15 jam lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. Komisi Nasional Pemilu Rusia (CEC), suara pemilih yang terkumpul mencapai 72,22 persen, naik dari pemilu 2018 sebesar 67,5 persen. REUTERS/Maxim Shemetov
Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.


Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

1 hari lalu

Duta besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menghadiri acara peringatan hari kebebasan pers sedunia dan 38 tahun bencana nuklir Chernobyl, di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Vasyl megatakan hari ini telah dideklarasikan oleh PBB sebagai hari kebebasan pers dunia dan sebagai pengingat kepada masyarakat bahwa peran jurnalis sangat penting untuk memberitakan tentang kebenaran. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.


Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

1 hari lalu

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin usai acara Perayaan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2024 di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.


Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menghadiri kebaktian untuk memperingati para korban Perang Dunia II di Katedral Saint Peter dan Paul bersama Presiden Polandia Andrzej Duda, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Lutsk, Ukraina 9 Juli 2023. REUTERS/Alina Smutko
Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.