TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk meningkatkan jumlah personel angkatan bersenjata Rusia dari 1,9 juta menjadi 2,04 juta saat perang di Ukraina memasuki bulan ketujuh.
Moskow belum mengungkapkan kerugian apa pun dalam konflik itu sejak minggu-minggu pertama, tetapi pejabat Barat dan pemerintah Kyiv mengatakan jumlah tentara Rusia yang menjadi korban mencapai ribuan.
Peningkatan tersebut termasuk penambahan 137.000 personel tempur menjadi 1,15 juta. Dekrit yang ditandatangani Kamis, 25 Agustus 2022 itu, mulai berlaku pada 1 Januari mendatang, menurut keputusan yang diterbitkan di portal pemerintah.
Terakhir kali Putin menetapkan jumlah tentara Rusia adalah pada November 2017, ketika jumlah personel tempur 1,01 juta, termasuk non-kombatan, menjadi sebanyak 1,9 juta.
Rusia belum mengatakan berapa banyak korban yang jatuh di Ukraina sejak minggu-minggu pertama kampanye, ketika mengatakan 1.351 tentaranya telah tewas.
Perkiraan Barat mengatakan jumlah sebenarnya bisa setidaknya 10 kali lipat, sementara Ukraina mengatakan telah menewaskan atau melukai setidaknya 45.000 tentara Rusia sejak konflik - yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus - dimulai pada 24 Februari.
Kyiv juga enggan mempublikasikan informasi tentang berapa banyak tentaranya yang tewas dalam perang, tetapi pada hari Senin kepala angkatan bersenjata Ukraina mengatakan hampir 9.000 personel telah tewas.
Keputusan Putin tidak mengatakan bagaimana peningkatan jumlah tentara itu akan dicapai, tetapi menginstruksikan pemerintah untuk menetapkan anggaran yang sesuai.
Menurut laporan tahunan resmi oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis, Rusia memiliki 900.000 tentara aktif pada awal tahun ini, dan cadangan 2 juta orang dalam lima tahun terakhir.
Sebelumnya, Amerika Serikat memperkirakan bahwa korban pasukan Rusia di Ukraina sejauh ini telah mencapai sekitar 15.000 tewas dan mungkin 45.000 terluka, kata Direktur CIA William Burns.
Reuters