TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Bangladesh menetapkan dua hari libur sekolah dalam sepekan dan mempersingkat jam kerja di kantor-kantor pemerintah serta bank.
Keputusan yang mulai berlaku Rabu 24 Agustus 2022 menurut Menteri Sekretaris Kabinet Khandker Anwarul Islam untuk mengurangi penggunaan listrik di tengah kekhawatiran atas kenaikan harga bahan bakar dan dampak perang Ukraina.
Di Bangladesh, sebagian besar sekolah libur pada Jumat, tetapi sekarang juga akan tutup pada Sabtu. Khandker menambahkan bahwa kantor pemerintah dan bank akan memotong hari kerja mereka menjadi tujuh jam dari delapan jam sebelumnya.
Mulai Rabu, kantor-kantor pemerintah akan bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore dan bank dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Kendati demikian, kantor swasta akan diizinkan untuk mengatur jadwal mereka sendiri.
Gangguan pasokan yang disebabkan oleh perang Ukraina telah menyebabkan melonjaknya harga energi dan makanan global.
Bangladesh telah mengambil langkah-langkah dalam beberapa pekan terakhir untuk mengurangi tekanan pada cadangan mata uang asingnya yang menurun. Bulan lalu, harga bahan bakar dinaikkan lebih dari 50 persen. Pemerintah mengatakan sedang menjajaki opsi untuk mendapatkan bahan bakar yang lebih murah dari Rusia di bawah pengaturan khusus.
Keputusan itu menuai kritik, tetapi pemerintah mengatakan perlu memangkas kerugian di tengah kenaikan harga bahan bakar internasional.
Protes jalanan terhadap harga BBM yang lebih tinggi telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Pemerintah berjanji harga BBM domestik akan disesuaikan setelah harga internasional turun.
Negara ini lebih sering mengalami pemadaman listrik setelah pemerintah menghentikan operasi semua pembangkit listrik tenaga diesel, mengurangi produksi listrik harian sebesar 1.000 megawatt.
Namun, pihak berwenang telah berjanji untuk terus memasok listrik ke zona industri untuk membantu mendukung ekonomi negara itu senilai US$416 miliar, yang telah berkembang pesat selama dekade terakhir.
Oposisi negara itu menuduh pemerintah gagal mengendalikan korupsi dan menghilangkan kerugian di sektor energi. Pada Juli, Bangladesh mencari pinjaman yang tidak ditentukan dari Dana Moneter Internasional, menjadi negara ketiga di Asia Selatan yang melakukannya baru-baru ini setelah Sri Lanka dan Pakistan.
Cadangan mata uang asing Bangladesh telah menyusut menjadi sekitar US$40 miliar.
Baca juga: Banjir di India dan Bangladesh Meluas, 69 Orang Tewas dan Jutaan Terisolir
FRANCE24