TEMPO.CO, Jakarta - Sri Lanka mengizinkan kapal survei China Yuan Wang 5 dapat berlabuh di pelabuhan Hambantota yang dikelola China pada 16 Agustus 2022, meskipun ada kekhawatiran keamanan yang dikemukakan oleh negara tetangga India dan Amerika Serikat.
Keputusan itu diambil pemerintah Sri Lanka pada Sabtu, 13 Agustis 2022, meski ada keberatan dari AS dan India.
Analis keamanan asing menggambarkan Yuan Wang 5 sebagai salah satu kapal pelacak ruang angkasa generasi terbaru China, yang digunakan untuk memantau peluncuran satelit, roket, dan rudal balistik antarbenua.
China dan India telah mencoba untuk memperluas pengaruh mereka di Sri Lanka, yang menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam sejarah pasca-kemerdekaannya.
India memberikan lebih banyak bantuan ke Sri Lanka tahun ini daripada negara lain mana pun. Namun New Delhi khawatir China yang lebih besar dan lebih kuat, akan menggunakan pelabuhan Hambantota di dekat rute pelayaran utama Asia-Eropa sebagai pangkalan militer.
Sri Lanka secara resmi menyerahkan kegiatan komersial di pelabuhan itu kepada sebuah perusahaan China pada 2017 dengan sewa 99 tahun setelah kesulitan membayar utangnya.
Pentagon mengatakan kapal Yuan Wang dioperasikan oleh Pasukan Dukungan Strategis Tentara Pembebasan Rakyat China.
Pada hari Jumat, India menolak klaim bahwa mereka telah menekan Sri Lanka untuk menolak kapal itu.
"Kami menolak dengan tegas 'sindiran' dan pernyataan semacam itu tentang India. Sri Lanka adalah negara berdaulat dan membuat keputusan independennya sendiri," kata Arindam Bagchi, juru bicara kementerian luar negeri India.
China mengembangkan kapal riset ini sejak 1980. Saat ini sudah ada sembilan seri Yuan Wang, yang terbaru Yuan Wang 21 dan 22 yang diluncurkan pada 2013 dan 2014.
Reuters