TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin mengunjungi China untuk pertama kali pada Senin 8 Agustus 2022.
Lawatannya merupakan upaya pemerintah Presiden Yoon Suk-yeol untuk meyakinkan Beijing tentang hubungan kedua negara, meskipun Seoul memiliki hubungan yang lebih kuat dengan Amerika Serikat dan ketegangan atas Taiwan.
Park dijadwalkan untuk tinggal tiga hari di kota pelabuhan timur Qingdao, di mana ia akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, kata kementerian luar negeri Korsel.
Park adalah pejabat tinggi pertama yang melakukan perjalanan ke China sejak Presiden Yoon menjabat pada Mei.
Kunjungan Park menjadi sangat penting di saat Seoul harus menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat dan China secara bersamaan. Kedua negara tersebut menjadi mitra dagang utama Korea Selatan.
Park berharap kunjungannya akan menjadi kesempatan untuk mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan kerja sama kedua negara di berbagai bidang termasuk perdagangan, kesehatan, dan lingkungan.
"Dengan secara aktif mempromosikan komunikasi strategis tingkat tinggi, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik satu sama lain, mengurangi kesalahpahaman yang tidak perlu dan memperluas kepentingan bersama," katanya dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters.
Ketika bertemu Wang Yi di G20, ia mengatakan, Korsel memperkuat aliansi AS dan partisipasi dalam forum ekonomi yang didukung AS untuk Asia. Namun Park mengatakan, ini tidak dimaksudkan untuk mengabaikan atau mengesampingkan hubungan China.
Hal ini menurut Beijing dirancang untuk memisahkan negara-negara dari ekonomi negaranya. Kedua belah pihak juga menghadapi potensi gejolak atas sistem pertahanan rudal THAAD AS yang ditempatkan di Korsel.
Kemudian kemungkinan partisipasi Seoul dalam aliansi chip yang dipimpin AS yang melibatkan Taiwan dan Jepang, yang ditentang China, juga menjadi salah satu potensi gejolak hubungan Korsel dan China.