TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi berbicara di depan parlemen Taiwan pada Rabu, 3 Agustus 2022. Pelosi menyanjung Presiden Tsai Ing-wen, sosok yang dicurigai Beijing mendorong kemerdekaan formal dari China.
"Kami berterima kasih atas kepemimpinan Anda. Kami ingin dunia mengakui itu," kata Pelosi. Dalam pertemuan itu, ia juga menyerukan peningkatan kerja sama antar-parlemen.
Kepada Tsai, Politisi Partai Demokrat itu menyatakan, solidaritas Amerika dengan Taiwan saat ini sangat penting lebih dari sebelumnya. Dia menambahkan, tekad Amerika untuk melestarikan demokrasi di Taiwan dan seluruh dunia tetap berbalut besi.
Pelosi menyebutkan dalam pidatonya bahwa undang-undang baru AS menawarkan peluang lebih besar untuk kerja sama ekonomi AS-Taiwan. Undang-undang dimaksud Pelosi adalah yang bertujuan memperkuat industri chip Amerika untuk bersaing dengan China.
Pelosi kemudian dijadwalkan bertemu dengan aktivis hak asasi manusia. Sumber membocorkan, Pelosi diagendakan menjumpai mantan aktivis Tiananman, seorang penjual buku Hong Kong yang telah ditahan, dan seorang aktivis Taiwan yang baru-baru ini dibebaskan oleh China.
Pelosi tiba di Taipei pada Selasa malam, 2 Agustus 2022. Ia menyatakan, kunjungan kerja itu menunjukkan komitmen AS yang teguh terhadap demokrasi Taiwan.
Ketua DPR terakhir yang pergi ke Taiwan adalah Newt Gingrich pada 1997. Kunjungan Pelosi terjadi di tengah memburuknya hubungan China-AS. Beijing saat ini menjelma sebagai kekuatan ekonomi, militer, dan geopolitik yang jauh lebih kuat selama seperempat abad terakhir. Pelosi sendiri adalah kritikus China sejak lama, terutama pada hak asasi manusia.
Tak lama setelah kedatangan Pelosi, militer China mengumumkan latihan udara dan laut bersama di dekat Taiwan. Beijing juga uji peluncuran rudal konvensional di laut timur Taiwan. Sedangkan kantor berita negara China Xinhua menjelaskan latihan tembakan langsung dan latihan lain di sekitar Taiwan dari Kamis hingga Minggu.
Presiden China Xi Jinping saat percakapan telepon pada pekan lalu, sudah memperingatkan Presiden AS Joe Biden supaya tidak ikut campur dalam masalah Taiwan. Ini termasuk secara implisit soal rencana kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan. Sementara itu, Gedung Putih menjelaskan, sikap AS tak berubah soal "Satu-China".
Kementerian Luar Negeri China mengatakan kunjungan Pelosi secara serius merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Beijing juga memperingatkan, lawatan itu memiliki dampak yang parah pada landasan politik hubungan China-AS, dan secara serius melanggar kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Sebelum kedatangan Pelosi pada Selasa, pesawat-pesawat tempur China berdengung di garis yang membelah Selat Taiwan. Militer China mengatakan dalam siaga tinggi dan akan meluncurkan "operasi militer yang ditargetkan" sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi.
Setelah kedatangan Pelosi di Taiwan, Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada Selasa, bahwa Amerika Serikat tidak akan terintimidasi oleh ancaman atau retorika perang China dan bahwa tidak ada alasan kunjungannya harus memicu krisis atau konflik.
Baca juga: Ketua DPR AS Nancy Pelosi Bertemu Presiden Taiwan, Ini Pernyataan Tsai Ing-Wen
SUMBER: REUTERS | Al JAZEERA | POLITICO