TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mendapat dukungan dari Iran terkait invasi negaranya ke Ukraina. Hal ini diungkapkan pemimpin Iran dalam lawatan Putin ke Teheran pada Selasa lalu.
“Barat menentang Rusia yang independen dan kuat,” kata Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei seperti dilansir The Hindustan Times Rabu 20 Juli 2022.
Khamenei mengatakan bahwa jika Rusia tidak mengirim pasukan ke Ukraina, Moskow akan menghadapi serangan dari NATO. Pernyataan ini mengulang retorika Putin dan mencerminkan hubungan yang semakin dekat antara Moskow dan Teheran setelah keduanya menghadapi sanksi Barat yang melumpuhkan.
Sekutu NATO telah memperkuat kehadiran militer mereka di Eropa Timur dan memberi Ukraina senjata untuk membantu melawan serangan Rusia.
Perjalanan ke Teheran juga memiliki makna simbolis bagi audiens domestik Putin. Ia memamerkan pengaruh internasional Rusia bahkan ketika negara itu semakin terisolasi dalam konfrontasi dengan Barat. Lawatan itu terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengunjungi Israel dan Arab Saudi—saingan utama Teheran.
Kemitraan taktis Iran dengan Rusia telah menjadi salah satu cara mempertahankan hidup bagi kedua negara.
Putin memuji pentingnya hubungan dekat antara Moskow dan Teheran pada pertemuannya dengan para pemimpin Iran.
“Hubungan kami berkembang dengan kecepatan yang baik,” kata Putin pada awal pertemuan dengan Raisi, menambahkan bahwa kedua negara telah bekerja untuk “memperkuat kerja sama mereka dalam keamanan internasional dan berkontribusi secara signifikan terhadap penyelesaian Suriah.”
Dalam pernyataan penutup, ia menawarkan dukungan kuat kepada Teheran atas kesepakatan nuklir yang menemui jalan buntu. Putin juga menyeru pencabutan sanksi terhadap Iran untuk memungkinkan "pengembangan kerja sama bebas di bidang apa pun tanpa diskriminasi."
Baca juga: Putin ke Teheran, Rangkul Iran untuk Hadapi Sanksi Barat?
SUMBER: THE HINDUTAN TIMES