TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador tak menganggap peran Badan Anti-narkoba Amerika Serikat atau Drug Enforcement Administration (DEA) dalam menangkap raja obat bius Rafael Caro Quintero pada Minggu lalu. Ucapan Lopez Obrador itu, mengacu pada ketegangan dari kerja sama keamanan kedua negara, kendati ada keberhasilan lintas perbatasan yang besar.
Kepala DEA memuji penangkapan Caro Quintero sebagai produk kerja sama. Akan tetapi Presiden Lopez Obrador berulang kali berusaha melukiskan gambaran yang berbeda.
"Mereka (DEA) tidak memiliki intervensi langsung," kata Presiden Lopez Obrador dalam konferensi pers rutin, seperti dilansir dari Reuters, Selasa, 19 Juli 2022.
Foto Rafael Caro Quintero dalam selebaran buronan FBI. Ia terkenal sebagai salah satu pendiri kartel Guadalajara, salah satu organisasi perdagangan narkoba paling kuat di Amerika Latin selama tahun 1980-an, dan telah menjadi salah satu target paling berharga bagi pejabat AS. FBI via REUTERS
Dua sumber di Meksiko mengatakan kepada Reuters, DEA telah memberikan informasi penting yang membantu penangkapan gembong.
Penahanan Caro Quintero pada Jumat, 15 Juli 2022, di negara bagian Sinaloa bisa dibilang penangkapan paling penting dari seorang pengedar narkoba di bawah pemerintahan Lopez Obrador. Pesiden Lopez Obrador mengambil alih kekuasaan pada Desember 2018.
Penangkapan itu juga merupakan kudeta bagi DEA, yang telah lama berusaha untuk mengekstradisi Caro Quintero ke Amerika Serikat saat ia menjalani 28 tahun dari total hukuman 40 tahun di penjara Meksiko. Dia didakwa melakukan tindak penculikan, penyiksaan dan pembunuhan agen DEA bernama Enrique Camarena di Meksiko pada tahun 1985.
Setelah Caro Quintero dibebaskan pada 2013 dalam keadaan kontroversial oleh seorang hakim Meksiko, DEA menjadikannya target utama. Otoritas Amerika Serikat memberi hadiah US$ 20 juta atau sekitar Rp 300 miliar bagi siapa yang bisa membawa kepalanya.
Akan tetapi ketika seorang jurnalis bertanya kepada Lopez Obrador apakah DEA telah menemukan Caro Quintero dan menyampaikan informasi itu ke Meksiko, Presiden Lopez Obrador menjawab: "Tidak, tidak, tidak. Angkatan Laut Meksiko melakukan seluruh penyelidikan dan penangkapan,"
Pernyataan Lopez Obrador itu tak sesuai dengan perkataan Kepala DEA Anne Milgram yang menuturkan, penangkapan itu buah koordinasi Amerika dengan Meksiko.
"Hari ini, tim DEA kami yang luar biasa di Meksiko bekerja sama dengan pihak berwenang Meksiko menangkap Rafael Caro Quintero," kata Milgram.
DEA enggan berkomentar lebih jauh soal pernyataan Presiden Lopez Obrador yang menyangkal keterlibatan DEA.
Sebuah sumber di Kantor Kejaksaan Agung Meksiko, yang bekerja dengan Angkatan Laut dalam operasi tersebut, mengatakan kepada Reuters meskipun tidak ada anggota badan Amerika yang ambil bagian dalam penangkapan Caro Quintero, Meksiko menerima "informasi penting" dari DEA di lokasinya yang memungkinkan pihak berwenang untuk menemukannya.
"Tanpa informasi dari Amerika, penangkapan Caro Quintero tidak akan mungkin terjadi," kata sumber itu.
Sumber di Pemerintah Meksiko lainnya mengatakan DEA membantu Meksiko mencegat komunikasi sehingga memungkinkan terjadi penangkapan. Sumber itu menambahkan, pembatasan anggaran intelijen nasional yang diberlakukan oleh presiden Meksiko telah membuat bantuan Amerika sangat berharga dalam operasi semacam itu.
Agustin Barrios Gomez, mantan anggota parlemen dan anggota pendiri Dewan Hubungan Luar Negeri Meksiko, mengatakan tidak dapat dihindari kalau Lopez Obrador akan meremehkan keterlibatan Amerika.
"Sebelumnya, kerja sama Amerika-Meksiko dipandang sebagai lencana kehormatan. Artinya, pemerintah Meksiko dapat dipercaya. Dalam pemerintahan saat ini, kerja sama dengan Amerika Serikat dipandang sebagai sesuatu yang mencurigakan: itu merusak narasi bahwa Meksiko dapat dan harus melakukan segalanya sendiri," katanya.
REUTERS
Baca juga: Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Diminta Tancap Gas Optimalkan Program JKN
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.