TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat, 15 Juli 2022, berjanji tidak akan menyerah dalam upaya menyelesaikan konflik berpuluh tahun antara Israel dengan Palestina. Namun janji Biden itu, tidak disertai dengan proposal baru untuk memulai lagi dialog politik antara kedua belah pihak.
Janji itu disampaikan Biden di tengah lawatan kerjanya ke Timur Tengah atau pesisnya sebelum bertolak ke Arab Saudi. Dalam kunjungan kerja tersebut, Biden menyempatkan singgah di sebuah rumah sakit di Yerusalem Timur, sambil berjanji akan mengucurkan paket bantuan keuangan dan teknis senilai USD 100 juta (Rp 1,4 triliun).
Anak-anak melihat patung karya Eyad Sabbah, penggambaran rakyat Palestina yang meninggalkan rumah karena konflik antara Israel dan Hamas, di timur Gaza, 21 Oktober 2014. REUTERS/Mohammed Salem
Dalam lawatan kerja itu, Biden rapat dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat, Bethlehem. Biden mengakui pembentukan Palestina sebagai negara yang merdeka masih jauh dari harapan.
“Meskipun jika saat ini belum siap memulai kembali negosiasi, Amerika Serikat dan pemerintahan saya tidak akan menyerah untuk mencoba mengajak Palestina dan Israel sama-sama mendekat,” kata Biden.
Menurut Abbas, prospek solusi dua negara bagi penyelesaian konflik, sedang surut dan kesempatan itu mungkin tidak bertahan lama. Solusi dua negara adalah jalan keluar yang disukai oleh Amerika Serikat dan organisasi dunia, termasuk PBB.
“Bukankah sudah waktunya pendudukan berakhir?,” kata Abbas.
Abbas dalam kesempatan berjumpa Biden, kembali mengulangi tuntutan agar Washington membuka kantor konsulat Amerika Serikat di Yerusalem Timur, sebuah wilayah yang dianggap sebagai Ibu Kota Palestina. Abbas juga menuntut agar Palestine Liberation Organization (PLO) dihapus dari daftar kelompok teroris dan mengizinkan Palestina di bawah kekuasaan PLO membuka kantor di Washington.
Bukan hanya itu, Abbas pun meminta dukungan Amerika Serikat untuk membawa ke meja hijau para pembunuh wartawan asal al-Jazeera Shireen Abu Akleh. Shireen adalah wartawan berdarah Palestina – America, yang terbunuh saat meliput peristiwa Israel melakukan pemberontakan di Kota Jenin, Tepi Barat.
Sumber: Reuters
Baca juga : Jet Tempur Israel Menyerang Gaza
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.