TEMPO.COM, Jakarta -Perdana Menteri atau PM Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa dirinya mundur dari kursi perdana menteri pada Kamis, 7 Juli 2022. Pengunduran diri Boris ini disebabkan oleh seruan dari para menteri dan anggota parlemen Partai Konservatif yang memintanya untuk meletakkan jabatan sebagai perdana menteri.
Pengunduran diri diumumkan secara langsung oleh Boris Johnson dari rumah dinas PM Inggris, 10 Downing Street, London. Pengunduran diri yang dilakukan oleh Boris menjadi jawaban atas banyaknya kontroversi yang dilakukan oleh Boris.
Di balik riuh rendah pengunduran diri Boris Johnson, ada satu hal yang menarik dari pengunduran diri Boris, yaitu 10 Downing Street. 10 Downing Street menarik perhatian banyak orang karena bangunan tersebut sangat bersejarah dan sudah lebih dari 2 abad menjadi rumah dan kantor bagi para PM Inggris. Lalu, bagaimana sejarah dari 10 Downing Street tersebut?
Sejarah 10 Downing Street
Mengutip laman Historic England, disebutkan bahwa 10 Downing Street adalah sebuah tempat bagi para Perdana Menteri Inggris terpilih untuk tinggal dan menjalankan tugasnya. Downing Street sebenarnya merupakan sebuah gang yang berada di Whitewall, City of Westminster, London. 10 Downing Street sangat dekat dengan pusat kekuasaan Inggris yang lain, seperti Parlemen Inggris dan Istana Buckingham.
10 downing Street difungsikan sebagai tempat tinggal dan berkantor para perdana menteri ini bermula pada 1732. Saat itu, Raja George II menghadiahkan rumah tersebut kepada Robert Walpole. George II menghadiahkan rumah tersebut atas pengabdian Robert sebagai Perdana Menteri Inggris yang pertama. Warpole menerima rumah tersebut dan menjadikannya sebagai rumah dinas.
Ketika diberikan kepada Walpole, 10 Downing Street memiliki ukuran yang relatif kecil dan konstruksi bangunan yang buruk serta memiliki biaya pemeiliharaan yang besar. Oleh karena biaya pemeliharaan yang besar, 10 Downing Street dibiarkan kosong selama 30 tahun dan tidak ada PM Inggris yang mau menempatinya sebagai rumah dan kantor dinas.
Namun, pada 1783, William Pitt yang menjadi Perdana Menteri Inggris merombak dan memperlebar bangunan tersebut sehingga menjadi lebih layak huni. Pitt juga yang pertama kali memasang pintu hitam bertuliskan angka 10 pada bangunan tersebut yang kelak pintu tersebut menjadi salah satu hal yang paling banyak diingat tentang 10 Downing Street. Selain itu, Pitt juga menjadi perdana menteri terlama yang mendiami 10 Downing Street, yaitu selama 19 tahun.
Pada 1940-an, 10 downing Street populer dengan sebutan The Number Ten. Fungsinya pun tidak hanya menjadi rumah dinas, tetapi juga sebagai kantor bagi perdana menteri. Bahkan, dalam Perang Dunia II, Winston Churchill yang menjadi Perdana Menteri Inggris memimpin perlawanan Inggris terhadap Jerman dari 10 Downing Street.
Ketika serangan udara Jerman terjadi secara sporadis, ia memindahkan pusat pemerintahan ke ruang bawah tanah yang dibangun secara darurat. Ruang bawah tanah tersebut terhubung secara lansgung dengan kamar milik perdana menteri dan ruang kabinet. Pada 1948, ruang bawah tanah tersebut dipermanenkan dan dijadikan situs yang dilindungi karena sangat bersejarah bagi Inggris.
Pada kepemimpinan Margaret Thatcher, ruangan tersebut dibuka untuk publik dan dikenal dengan The Churchill Museum. Di ruangan PM Inggris tersebut juga disimpan pintu asli 10 Downing Street dan yang sekarang digunakan pada pintu depan adalah replikanya.
EIBEN HEIZIER
Baca juga : Menlu Inggris Liz Truss Buka Suara soal Pengunduran Diri Boris Johnson