TEMPO.CO, Jakarta - Shinzo Abe, mantan perdana menteri Jepang, tewas ditembak pada Jumat 8 Juli 2022. Pria berusia 67 tahun itu ditembak saat menyampaikan pidato di sebuah acara kampanye di kota Nara, Jepang barat, lapor lembaga penyiaran negara bagian NHK.
Shinzo Abe tercatat sebagai perdana menteri paling lama dalam sejarah Jepang. Dia lahir pada 21 September 1954 dan berasal dari keluarga politikus.
Kakek Abe, Nobusuke Keshi, adalah Perdana Menteri Jepang pada periode 1957-1960. Sementara Shintaro Abe, ayah kandung Shinzo Abe, pernah menjabat Menteri Luar Negeri Jepang.
Shinzo Abe memulai karier politiknya sebagai anggota parlemen pada 1993. Dalam perselisihan yang melibatkan warga negara Jepang yang diculik oleh Pyongyang beberapa dekade sebelumnya, Abe mendapatkan ketenaran nasional dengan mengambil posisi yang keras terhadap Korea Utara.
Dia masuk jajaran kabinet untuk pertama kalinya pada Oktober 2005. Kala itu, dia diberi tanggung jawab sebagai menteri sekretaris kabinet.
Perjalanan politikus Partai Liberal Demokrat (LDP) itu sangat cemerlang. Di usia 52 tahun, dia berhasil menduduki kursi perdana menteri Jepang untuk pertama kalinya pada 2006. Abe pun tercatat sebagai PM Jepang termuda setelah masa Perang Dunia II.
Namun, di masa pemerintahan pertamanya, dia hanya setahun menjabat setelah memutuskan mundur pada 2007 karena masalah kesehatan.
Pada 2012, Abe mencalonkan diri sebagai PM Jepang dan kembali terpilih usai mengalahkan kandidat lainnya yaitu Shigeru Ishiba, menteri pertahanan Jepang saat itu. Di kesempatan kedua ini, Abe mampu menuntaskan mandatnya sampai 2014.
Menyandang status petahana, Abe kembali memenangkan pemilihan PM Jepang untuk ketiga kalinya. Dia memerintah untuk periode 2014 hingga 2017. Abe melanjutkan kepemimpinannya setelah menang dalam pemilihan PM Jepang pada 2017.
Di awal periode keempat pemerintahannya, Shinzo Abe dihadapkan pada bencana Topan Lan yang menjadi bencana topan terbesar pada 2017. Abe lagi-lagi terpaksa mundur sebelum masa jabatannya habis pada September 2020, karena masalah kesehatan.
Selama masa jabatan bersejarahnya sebagai perdana menteri Jepang, kebijakan "Abenomics" diterapkan untuk memerangi pengaruh China yang meluas, memperkuat militer Jepang, dan meningkatkan ekonomi dari deflasi.
Untuk melawan China, Abe meningkatkan pengeluaran pertahanan dan melakukan kontak dengan negara-negara Asia lainnya. Untuk menggunakan hak Jepang untuk "membela diri bersama", yang memungkinkannya mendukung sekutu yang diserang secara militer, dia melobi untuk perubahan beberapa undang-undang.
Tujuan utama Shinzo Abe merevisi konstitusi pasifis menjadi tentangan banyak pihak, mengingat catatan perdamaian pasca-perang Perang II Jepang dengan konstitusi tersebut.
Baca juga: Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Meninggal setelah Ditembak
SUMBER: NHK | WION