TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Agung Amerika Serikat telah membatalkan keputusan Roe v Wade yang mengakui hak konstitusional perempuan terhadap tindakan aborsi alias hak aborsi, pada Jumat, 24 Juni 2022.
Padahal keputusan ini dikecam oleh Presiden AS Joe Biden karena telah mengubah kehidupan sejumlah perempuan di Amerika Serikat.
Keputusan ini adalah prinsip konstituonal yang langsung ditunjuk kepada Presiden Demokrat dan Republik. Disahkannya aturan ini pun membuat 50 negara bagian Amerika Serikat bebas melarang praktik aborsi dalam berbagai bentuk.
Beberapa bulan sebelum itu, dokumen Mahkamah Agung AS sempat bocor mengenai sinyal pembatalan Roe v Wade pada Selasa, 3 Mei 2022, Biden dan Partai Demokrat mulai kelimpungan untuk mengantisipasi hal tersebut.
Mengutip Reuters, sejak itu para kritikus mulai mendesak Biden untuk lebih vokal terhadap isu ini. Biden memang dikenal taat kepada agama katoliknya, namun tetap menghargai hak-hak perempuan.
Sementara pada laman whitehouse.gov, Joe Biden menjelaskan bahwa ia telah memperingatkan bagaimana bahayanya keputusan ini bagi sejumlah masyarakat yang sedang mepertaruhkan hak-haknya.
Banyak hak yang telah diambil dari keputusan ini. Beberapa di antaranya adalah hak untuk memilih kesehatan yang terbaik, hak untuk menggunakan alat kontrasepsi, dan hak untuk menikah atau berhubungan dengan orang yang dicintai.
Biden sempat bertukar pesan dengan American Medical Association dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Ia menerima pesan bahwa undang-undang larangan aborsi tidak didasarkan oleh data, bahkan ketika diminta membatasi obat-obatan. Alhasil berpotensi akan semakin banyak terjadinya kematin pada ibu hamil.
Dalam catatan Tempo pada 25 Juni 2022, Biden bersumpah untuk memperjuangkan hak aborsi dan mengkritik keputusan pembatalan Roe v Wade. Ia mengatakan bahwa melarang aborsi merupakan suatu jalan berbahaya yang diambil pengadilan untuk masyarakat.
Bahkan Biden akan merencakan strategi dengan berkordinasi dengan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk mengantisipasi larangan ini. Caranya dengan menentapkan dan memastikan obat-obatan kritis akan tersedia untuk ibu hamil.
Sementara itu, ia menghimbau untuk para politisi agar tidak ikut campur dalam kesepaktan ibu hamil dan dokternya. Ia juga akan selalu mengawasi situasi pemerintahan setelah terjadinya keputusan ini.
Melansir Aljazeera, pria bernama asli Joseph Robinette Biden memang terkenal sangat kritis sehingga dikenal sebagai seorang berani untuk meloloskan undang-undang yang merugikan rakyatnya
Oleh karenanya, ia cocok dengan partai yang ia singgahi saat ini, yaitu Partai Demokrat. Selama tiga dekade berada dalam partai ini, jejaknya yang berhaluan kiri membuat dirinya lebih vokal sehingga sering mendapatkan sorotan dari masyarakat Amerika. Termasuk dalam hal ini hak aborsi.
FATHUR RACHMAN
Baca juga : Apa Itu Hak Aborsi di Amerika Serikat yang Dikenal Sebagai Roe v Wade?