TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat akan memberikan tambahan untuk Ukraina senilai US$ 450 juta atau setara Rp 6,6 triliun. Menurut para pejabat AS, bantuan yang diberikan termasuk sistem roket jarak jauh.
Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan paket itu termasuk empat tambahan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), 18 kapal patroli pesisir dan sungai serta ribuan butir amunisi. John Kirby, koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk komunikasi strategis, mengatakan Washington bekerja sama dengan Kyiv mengidentifikasi jenis senjata mana yang dapat memenuhi kebutuhan dalam setiap paket. "Alasan kami melakukannya adalah agar tetap relevan dengan apa yang terjadi di medan perang," kata Kirby kepada wartawan di Gedung Putih, Kamis, 23 Juni 2022.
Sebelumnya pada hari Kamis, Ukraina mengatakan telah menerima tahap pertama roket HIMARS. Roket ini diharapkan bisa mengakhiri pertempuran selama berbulan-bulan. Paket terbaru datang setelah Biden pekan lalu mengumumkan suntikan senjata senilai US$ 1 miliar untuk Ukraina yang mencakup sistem roket anti-kapal, roket artileri, howitzer, dan amunisi.
Perang telah memasuki fase brutal dalam beberapa pekan terakhir. Pasukan Rusia memusatkan senjata artileri yang luar biasa di Donbas, yang diklaim Moskow atas nama separatis.
Ukraina mengatakan perlu sistem HIMARS agar lebih cocok dengan jangkauan sistem roket Rusia yang disebut banyak digunakan untuk memukul posisi Ukraina di Donbas. Washington mengatakan telah menerima jaminan dari Kyiv bahwa senjata jarak jauh itu tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia, karena khawatir akan meningkatkan eskalasi konflik.
Para pejabat AS mengatakan bahwa sementara HIMARS penting bagi pasukan Ukraina, tidak ada sistem senjata tunggal yang dapat mengubah perang. Moskow telah memperingatkan akan menambah serangan jika Barat memasok rudal jarak jauh ke Ukraina.
Baca: Putin Hadir di Forum BRICS, Serukan India China Cs Bersatu Hadapi Barat
REUTERS