Jerman terancam mengalami krisis gas setelah pasokan gas dari Rusia ke negara itu mengalami penurunan. Kendati begitu, Jerman masih berkeras untuk belum mau menambah pasokan, walhasil hal ini mendorong naiknya harga energi di sana.
Jerman adalah negara dengan perekonomian terbesar di Eropa. Kebijakan untuk membatasi pasokan energi dari Rusia adalah buntut invasi Negara Beruang Merah tersebut ke Ukraina. Namun kebijakan ini juga mengekspos betapa tergantungnya Jerman pada suplai gas Rusia dan memicu kepanikan untuk mencari sumber energi alternatif.
Kondisi ini membawa sinyalemen kalau perusahaan-perusahaan dan rumah tangga bisa menjerit, namun bisa jadi membawa perubahan besar bagi Jerman, yang secara energi bergatung pada Moskow sejak perang dingin.
Aliran gas ke Jerman melambat pada pekan ini dan Jerman bisa terperosok dalam resesi jika suplai energi dari Rusia dihentikan sama sekali. Sebuah survey yang dipublikasi pada Kamis, 23 Juni 2022, memperlihatkan ekonomi Jerman kehilangan momentum pada kuartal kedua.
“Kita tidak boleh membodohi diri sendiri. Memutus suplai gas adalah sebuah serangan ekonomi pada kami oleh Putin (Presiden Rusia),” kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck.
Menurut Habeck, penjatahan gas diharapkan menjadi hal yang bisa dihindari, namun itu tidak bisa pula dikesampingkan.
“Mulai sekarang gas adalah komoditas langka di Jerman. Kami untuk itu berkewajiban mengurangi konsumsi gas, kendati sekarang sudah masuk musim panas,” kata Habeck.
Rusia menyangkal sudah sengaja memotong pasokan gas ke Jerman. BUMN bidang perminyakan Rusia Gazprom menyalahkan kondisi ini karena keterlambatan pengembalian peralatan yang disebabkan sanksi-sanksi Barat. Kremlin pada Kamis, 23 Juni 2022 mengatakan Rusia dengan patuh memenuhi kewajibannya ke negara-negara Eropa.
Sumber: Reuters
Baca juga: Perusahaan Media Sosial Diminta Buka Kantor di Nigeria
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.