TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Uni Eropa agar membuka pintu bagi Ukraina untuk memulai jalan menuju keanggotaan di blok tersebut. Zelensky memperingatkan, ambisi Rusia untuk memperluas wilayah kekuasaan membentang dari Warsawa hingga Sofia.
"Rusia tidak hanya tertarik pada (kota) Mariupol, Sievierodonetsk, Kharkiv dan Kyiv kami. Tidak, ambisinya diarahkan pada wilayah yang luas dari Warsawa (di Polandia) hingga Sofia (di Bulgaria)," kata Zelensky dalam pidatonya di dua ruangan parlemen Ceko melalui tautan video, Rabu, 15 Juni 2022.
Zelensky mengatakan, invasi Moskow ke Ukraina merupakan langkah awal Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membuka jalan perluasan ke negara lain. Oleh karenanya, dalam pidato yang sama, Zelensky menyerukan sanksi tambahan dari Uni Eropa terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Sejauh ini, Uni Eropa telah mengadopsi enam putaran sanksi terhadap Rusia. Ukraina mengharapkan ada putaran ketujuh untuk meningkatkan tekanan pada Rusia supaya mengakhiri perang.
Komisi Eropa diperkirakan akan mengumumkan keputusan tentang permintaan Ukraina untuk status kandidat keanggotaan pada minggu ini, menjelang KTT Uni Eropa pekan depan. Memiliki status kandidat keanggotaan akan menjadi langkah awal dalam proses panjang untuk aksesi.
"Memberikan status kandidat (anggota Uni Eropa) pada Ukraina sekarang untuk membuktikan bahwa kesatuan Eropa nyata, dan nilai-nilai Eropa benar-benar berfungsi dan tidak hanya ditunjukkan dalam dokumen tertentu," tutur Zelensky.
Dia mengatakan masyarakat Ceko tahu betul bagaimana kompromi berakhir dan apa yang datang dari konsesi terhadap tirani. Ceko, dalam sejarah telah berjuang melawan pendudukan Nazi Jerman selama Perang Dunia Kedua dan dominasi Soviet pasca perang.
"Orang yang ingin merebut segalanya tidak akan pernah berhenti mengambil hanya sebagian dari apa yang mereka inginkan," ucap Zelensky.
Puluhan ribu warga sipil dan militer jatuh dalam perang. Jutaan warga Ukraina mengungsi keluar dari negaranya. Konflik di Eropa timur ini juga berdampak pada meningkatnya ancaman krisis pangan dan energi global.