TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Negara sekaligus utusan khusus Kementerian Luar Negeri Jerman bidang Aksi Iklim Internasional, Jennifer Morgan, membenarkan jika negaranya ingin melepas ketergantungannya pada energi Rusia. Dia menyebut, Jerman mau secepatnya merdeka dari minyak dan gas Moskow akibat invasi terhadap Ukraina.
"Kami melakukan segala yang kami bisa dilakukan untuk bergerak menuju perdamaian," kata Morgan saat jumpa pers di Rumah Dinas Kedutaan Besar Jerman di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 11 Mei 2022.
Morgan mengatakan Jerman bukan hanya ingin lepas dari minyak dan gas Rusia, namun mempercepat transisi ke energi terbarukan nan efisien. Saat ini, Jerman sedang menimbang rancangan undang-undang (RUU) setebal 500 halaman di meja parlemen untuk mewujudkan hal itu.
Hampir setengah dari seluruh jumlah pasokan energi Jerman berasal dari Rusia. Fasilitas terbaru, akan mencakup satu per tiga kebutuhan.
Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Robert Habeck mengatakan, terminal apung yang sebelumnya butuh waktu bertahun-tahun untuk dibangun dapat selesai pada musim semi mendatang.
"Kami memiliki peluang bagus untuk melakukan apa yang sebenarnya tidak mungkin dilakukan di Jerman, [yakni] membangun terminal LNG dalam waktu sekitar 10 bulan dan menghubungkannya ke pasokan gas Jerman," kata Habeck saat di kota pelabuhan Wilhelmshaven.
Morgan berpendapat masalah keamanan energi, perdamaian, dan krisis iklim ini tidak dapat dipisahkan. Dan Jerman, melakukannya selangkah demi selangkah.
"Jadi kami bergerak ke sana secepat mungkin. Saya pikir menteri urusan ekonomi dan iklim kita sedang mengerjakan diversifikasi itu sebagai bagian dari serangkaian sanksi yang digabungkan dengan mempercepat dan mendukung bantuan kemanusiaan," imbuhnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.