TEMPO.CO, Jakarta - Kepala WHO wilayah Eropa Hans Kluge pada Selasa, 10 Mei 2022, mengungkap setidaknya 3 ribu orang di Ukraina, meninggal sejak invasi Rusia ke negara itu pada akhir Februari lalu. Penyebab kematian itu karena mereka tidak bisa mengakses ke perawatan kesehatan untuk penyakit kronis.
Sejauh ini, WHO sudah mendokumentasikan sekitar 200 serangan di Ukraina, yang menargetkan fasilitas-fasilitas kesehatan. Hanya sedikit rumah sakit di Ukraina yang saat ini berfungsi.
“Sebanyak 40 persen keluarga di Ukraina setidaknya punya satu anggota keluarga yang membutuhkan perawatan untuk sakit kronis, namun perawatan itu sudah tidak bisa lagi mereka temukan. Diperkirakan setidaknya 3 ribu orang meninggal akibat hal ini,” kata Kluge, yang menyebut penyakit kronis seperti HIV/AIDS dan kanker.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy berbincang dengan seorang pria mendapat perawatan setelah terluka saat melarikan diri dari pinggiran Kyiv di tengah operasi militer Rusia, di sebuah rumah sakit di Kyiv, Ukraina 17 Maret 2022. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Kepala PBB bidang HAM untuk wilayah Ukraina, Matilda Bogner, mengatakan pihaknya telah melihat angka rata-rata mortalitas meningkat karena kurangnya akses ke perawatan kesehatan.
Baca Juga:
“Hak untuk sehat telah terdampak di penjuru negara ini (Ukraina),” kata Bogner.
Di salah satu ruang bawah tanah di Yahidne, ada 10 lansia meninggal. Sebab tidak aman untuk meninggalkan tempat perlindungan.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, otoritas WHO mengatakan mereka sedang mengumpulkan bukti-bukti agar bisa dilakukan investigasi atas dugaan kejahatan perang. Moskow menyangkal sejumlah tuduhan Ukraina dan negara-negara Barat atas kemungkinan kejahatan perang. Rusia juga meyakinkan tidak mengincar warga sipil dalam perang ini.
Dalam rapat WHO di Ibu Kota Copenhagen yang diselenggarakan secara virtual, semua anggota WHO setuju untuk meloloskan sebuah resolusi yang bisa berujung penutupan kantor regional WHO di Rusia. Resolusi juga bisa berdampak pada pembatalan semua rapat WHO, yang semula dijadwalkan dilakukan di Rusia.
Utusan Rusia untuk WHO Andrey Plutnitsky menentang resolusi tersebut dan mengatakan sangat kecewa dengan keputusan tersebut. Sebelumnya, banyak kritik menyebut WHO tidak melakukan cukup banyak tindakan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pakar Prediksi Kendala Koalisi Demokrat - Golkar pada Pemilu 2024
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.