TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyamakan pasukan yang tengah operasi militer di Ukraina dengan tentara Uni Soviet saat berjuang melawan Nazi Jerman yang dipimpin Adolf Hitler. Putin menyebut mereka mempertaruhkan hal yang sama seperti ayah dan kakeknya.
Dalam pidato Hari Kemenangan tahunan yang ke-77 di Moskow, Senin, 9 Mei 2022, Putin menyebut para pasukan yang gugur saat Perang Dunia Kedua itu suci karena membela tanah air. “Dan sekarang, kalian berjuang untuk orang-orang kami di Donbas. Demi keamanan tanah air kami, Rusia," kata Putin seperti dikutip Reuters.
Putin sekali lagi menegaskan bahwa Rusia tidak menginisiasi pertempuran di Ukraina. Barat lah yang memaksa Moskow melakukan operasi di Ukraina.
Bagaimanapun, Putin mendorong pasukannya di Ukraina juga melakukan hal yang sama. Presiden Rusia sejak 1999 itu mengakui ada yang harus dipertaruhkan dari operasi militer itu. Namun, dia berjanji untuk membantu keluarga tentara yang gugur.
"Kematian setiap prajurit dan perwira kami adalah kesedihan kami bersama. Kehilangan itu adalah yang tidak dapat diperbaiki untuk teman dan kerabat mereka," kata Putin dalam pidato sebelas menit, termasuk mengheningkan cipta selama satu menit.
Sebelumnya, beredar kabar Putin hendak menargetkan untuk mengakhiri perang tepat di Hari Kemenangan pada 9 Mei 2022. Kantor Kepresidenan Rusia atau Kremlin sudah membantah rencana tersebut, sebab Rusia tidak pernah menganggap operasi militernya sebuah perang.
Moskow melalui Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga menyebutkan, 9 Mei 2022 bukan tanggal yang relevan untuk menyatakan kemenangan operasi militer di Ukraina. Lavrov menegaskan pasukan Rusia tidak akan mengkeramatkan tindakan mereka pada tanggal tertentu.
Dalam pidato Hari Kemenangan, Putin sama sekali tidak menyebut nama Ukraina, tidak memberikan penilaian kemajuan dalam perang, juga tidak memberikan indikasi berapa lama perang itu akan berlanjut.
Putin juga tidak menyebutkan tentang pertempuran berdarah di Mariupol, tempat pasukan Ukraina yang bersembunyi di reruntuhan pabrik baja Azovstal masih menentang serangan Rusia.
Adapun negara-negara Barat memberlakukan sanksi ekonomi dan isolasi terhadap Rusia di forum internasional sebagai dampak invasinya ke Ukraina. Invasi di Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan membuat hampir 10 juta orang mengungsi. Saat ini pertarungan masih berlangsung di timur Ukraina.
Baca: Pidato Putin di Peringatan Hari Kemenangan, Singgung Kesombongan Amerika
REUTERS