TEMPO.CO, Jakarta - Di balik penemuan makam salah satu Raja Mesir Kuno abad ke-18, Firaun Tutankhamun, sosok Howard Carter pun tidak bisa dilepaskan. Arkeolog asal Inggris kelahiran 9 Mei 1874 ini merupakan penemu makam utuh dari Firaun Tutankhamun pada 1992. Penemuan makam Firaun Tutankhamun pun menjadi salah satu penemuan terbesar dalam dunia arkeologi.
Melansir dari britannica.com, sebelum namanya populer dalam bidang arkeolog, Howard Carter adalah seorang seniman. Howard Carter lahir di Kensington, 9 Mei 1874, dan merupakan anak bungsu (dari sebelas saudara) dari pasangan seniman dan ilustrator Samuel John Carter dan Martha Joyce. Darah seni Howard pun diturunkan dari sosok ayahnya yang membantu melatih dan mengembangkan bakat seninya.
Sebagai seorang seniman, kedua orang tuanya gemar mengoleksi barang-barang antik, salah satunya barang antik Mesir Kuno dalam jumlah cukup besar. Hal inilah yang kemudian melahirkan minat Howard pada dunia arkeologi, khususnya berkaitan dengan peninggalan-peninggalan mesir. Pada awalnya, Howard gemar melukiskan keterampilan artistiknya berhubungan dengan peninggalan Mesir Kuno.
Terkesan dengan karya Howard Carter, Egypt Exploration Fund (EEF) memintanya untuk turut serta dalam perekaman makam Kerajaan Tengah di Beni Hassan pada 1891. Di usianya muda, Howard telah meningkatkan kemampuannya dalam menyalin dekorasi makam. Berbagai pengalaman pun telah dimilikinya.
Pada 1892, Carter bekerja di bawah asuhan Flinders Petrie selama satu musim yang meneliti piramid yang didirikan oleh Firaun Akhenaten. Kemudian, pada 1894-1899, Howard bekerja di Deir el-Bahari, sebuah survei arkeologi Mesir, untuk merekam relief dinding di kuil Hatshepsut.
Kiprahnya di dunia arkeolog pun semakin tmemuncak. Akhirnya, pada 1899, Carter diangkat sebagai kepala inspektur untuk Mesir Hulu di Egypt Antiquities Service (EAS) atau Dinas Purbakala Mesir. Saat mengawasi penggalian di Lembah Makam Para Raja pada tahun 1902, Carter menemukan makam Hatshepsut dan Thutmose IV.
Kemudian, Pada 4 November 1922, Carter menemukan tanda-tanda bangunan di bawah tanah. Pada 26 November 1922, bersama Lord Canavon dan Lady Evelyn Herbert, Howard menemukan banyak artefak emas dan sarkofagus makam Tutankhamen. Penggalian makam ini berlangsung selama sepuluh tahun. Setelah itu, makam Raja Tuttankhamun dipanjang di Museum Mesir di Kairo. Dalam kepercayaan setempat penggali makam firaun mendapat kutukan, namun Carter terus melakukan penggalian dan penelitian arkeologi tersebut.
Setelah pensiun dari dunia arkeolog, Howard Carter memilih kembali ke Keningston, London, untuk menghabiskan masa tuanya. Howard menderita penyakit Limfoma, sejenis kanker. Di usia 64 tahun, Howard meninggal, tepatnya pada 2 Maret 1939. Ia dimakamkan di Putney Vale di London.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Mesir Merestorasi Peti emas Firaun Tutankhamun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.