TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden menggelar perayaan Idul Fitri di Gedung Putih pada Senin lalu, setelah perayaan hari libur Muslim yang menandai akhir Ramadhan di Gedung Putih dihapus selama era Presiden Donald Trump.
"Saat umat Islam di Amerika Serikat dan di seluruh dunia mengakhiri bulan Ramadan dan merayakan Idul Fitri, Jill dan saya menyampaikan ucapan terhangat kami kepada semua yang merayakan kesempatan yang menggembirakan ini," kata dia.
Berbicara kepada ratusan hadirin di Ruang Timur, Biden mengatakan dia berjanji sebagai calon presiden untuk membawa kembali perayaan Idul Fitri di Gedung Putih. Namun, Gedung Putih terpaksa mengadakan perayaan virtual tahun lalu karena pandemi virus corona.
“Hari ini, di seluruh dunia, kita telah melihat begitu banyak Muslim yang menjadi sasaran kekerasan. Tidak seorang pun, tidak ada yang boleh mendiskriminasi atau ditindas, atau ditekan, karena keyakinan agama mereka, ”kata Biden.
“Kami harus mengakui bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, di luar negeri dan di dalam negeri. Muslim membuat bangsa kita lebih kuat setiap hari, bahkan ketika mereka masih menghadapi tantangan dan ancaman nyata dalam masyarakat kita, termasuk kekerasan yang ditargetkan dan Islamofobia.”
Biden juga menyebut Al-Quran dalam pernyataanya. Bahwa semua orang harus menegakkan keadilan. Selain itu, semua orang diciptakan dengan berbagai bangsa dan suku, supaya saling mengenal. “Al-Qur’an Suci mendesak orang-orang untuk berdiri tegak demi keadilan dan mengingatkan bahwa kita diciptakan sebagai bangsa dan suku agar bisa saling mengenal," katanya.
Perayaan Idul Fitri di Gedung Putih telah dilakukan sejak pemerintahan Presiden Bill Clinton dan absen di era Donald Trump. Mantan taipan itu hanya merilis pernyataan tentang Idul Fitri, termasuk satu pada 2020. “Kami berharap mereka (Umat Muslim) menemukan kenyamanan dan kekuatan dalam kekuatan penyembuhan dari doa dan pengabdian,” tulis Trump.
Biden mengatakan bahwa dia baru-baru ini menominasikan wanita Muslim pertama ke bangku federal sebagai bagian dari komitmen untuk membangun pemerintahan yang menghargai keragaman. Dia juga bercanda membandingkan puasa Ramadhan dengan iman Katoliknya, yang dia katakan mengamanatkan bahwa dia membuat pengorbanan besar untuk Prapaskah termasuk “harus puasa permen dan es krim."
Talib Shareef, Imam Masjid Muhammad di Washington, yang dikenal sebagai “Masjid Bangsa,” mengatakan tentang pertemuan Gedung Putih, “Menjadi tuan rumah di sini adalah pernyataan penting bagi bangsa kita dan dunia.”
“Pernyataan bahwa Islam adalah bagian yang disambut baik oleh bangsa kita bersama dengan semua tradisi agama lainnya,” kata Shareef. “Dan bahwa jabatan tertinggi di negeri ini berkomitmen pada nilai-nilai dan hukum dasar negara kita yang melindungi kebebasan beragama.”
Yang juga berbicara di acara tersebut adalah ibu negara Jill Biden, yang mendapat tepuk tangan meriah dengan mengatakan bahwa Idul Fitri mewujudkan kegembiraan yang lahir dari cinta. “Cinta untuk keluarga kami dan untuk komunitas kami, dan untuk komunitas Muslim Amerika Serikat.”
Baca juga: Joe Biden Akui Muslim Kerap Jadi Korban Perundungan
SUMBER: ARAB NEWS