TEMPO.CO, Jakarta -Seorang guru di Beijing ditahan pihak kepolisian ibu kota China itu karena menggelar kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) tanpa izin yang menyebabkan penyebaran COVID-19 di sekolah dan komunitas.
"Jiang (nama marga seorang guru) ditahan karena perbuatan kriminal," kata Deputi Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing, Pang Xinghuo, seperti dilansir The Global Times.
Ia mengungkapkan bahwa guru pria berusia 26 tahun itu berbohong mengenai riwayat mengajar setelah jam sekolah pada Sabtu lalu.
Akibatnya, lima orang termasuk sang guru, dinyatakan positif COVID-19. Situasi semakin meluas setelah hal ini menyebabkan 400 orang dikarantina serta 6.700 warga yang tersebar di delapan kompleks permukiman diawasi secara ketat.
Selama terjadinya lonjakan kasus pada pekan lalu sampai sekarang, empat orang telah ditahan dan 48 lainnya dikenai sanksi administratif atas tuduhan pelanggaran protokol kesehatan di Beijing.
Sejak Jumat pekan lalu hingga Rabu di Beijing dilaporkan terdapat 138 kasus positif yang tersebar di delapan distrik. Sebanyak sepertiga di antaranya berasal dari sekolah.
"Hingga Rabu pukul 15.00, pelajar dan anak-anak telah menyumbang 31 persen kasus, termasuk mereka yang berada di enam sekolah dan dua TK," kata Pang, Kamis 28 April 2022.
Setelah Tongzhou melaporkan tiga infeksi siswa, distrik yang merupakan pusat administrasi anak perusahaan Beijing dan rumah bagi kantor organ pemerintah kota, mengumumkan rencana untuk menangguhkan kelas tatap muka untuk semua sekolah dan beralih ke pelajaran online.
Pada Rabu pula sekitar 20 juta warga yang tersebar di 11 distrik di Beijing telah menjalani tes PCR putaran kedua secara massal.
Baca juga: Saat Shanghai Lockdown, Beijing Mulai Tes COVID-19 untuk 20 Juta Warga
SUMBER: THE GLOBAL TIMES