TEMPO.CO, Jakarta -Polisi Israel memblokir massa demo dari kelompok ekstrimis sayap kanan Yahudi yang berbaris menuju Gerbang Damaskus di Yerusalem timur, pintu masuk utama ke kawasan Muslim Kota Tua. Aksi ini bertentangan dengan perintah polisi dan dikecam oleh beberapa pemimpin Israel.
Menurut seorang saksi mata kepada Reuters Kamis 21 April 2022, beberapa ratus pengunjuk rasa yang membawa bendera Israel mulai berbaris dari alun-alun dekat Kota Yerusalem. Seorang saksi mata mengatakan, para pengunjuk rasa kemudian bentrok dengan polisi untuk mencoba dan mencapai Gerbang Damaskus.
Namun, massa dialihkan ke gerbang Kota Tua lainnya setelah pasukan menghentikan mereka.
Penyelenggara mengklaim pawai itu merupakan upaya untuk mengembalikan rasa aman ke jalan-jalan Yerusalem. Sebaliknya, para pemimpin Israel mengatakan pawai itu merupakan provokasi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina.
Beberapa jam setelah pawai, sebuah roket diluncurkan dari Gaza menghantam Israel. Sebuah rumah rusak ringan tetapi tidak ada yang cedera. Tidak ada faksi yang mengaku bertanggung jawab atas serangan kedua dalam beberapa hari ini.
Meningkatnya kekerasan baru-baru ini di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki telah menimbulkan kekhawatiran akan kembali ke konflik yang lebih luas.
Sejak Maret, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina dalam serangan Tepi Barat. Serangkaian serangan jalanan Arab yang mematikan juga telah menewaskan 14 orang di Israel.
Konfrontasi di Kota Tua Yerusalem menimbulkan risiko menjadi perang besar yang lebih luas seperti perang 11 hari Israel-Gaza tahun lalu, di mana lebih dari 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel tewas.
Pada Rabu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan telah memerintahkan polisi untuk melarang anggota parlemen sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengunjungi Gerbang Damaskus, mengikuti rekomendasi dari pejabat keamanan.
"Saya tidak akan membiarkan provokasi politik Ben-Gvir membahayakan nyawa tentara dan polisi Israel," kata Bennett dalam sebuah pernyataan.
Hamas, kelompok Islam yang menguasai Gaza, memperingatkan para pengunjuk rasa yang mendekati tempat suci dan mengatakan "pemimpin pendudukan" akan bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari "tindakan berbahaya dan provokatif seperti itu."
Kota Tua terletak di Yerusalem Timur, yang diinginkan orang Palestina sebagai ibu kota negara masa depan. Israel, yang mencaplok Yerusalem Timur dalam sebuah langkah yang belum mendapat pengakuan internasional setelah merebut wilayah itu dalam perang tahun 1967, menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadinya.
Baca juga: Yordania: Israel Bertanggung Jawab atas Eskalasi Ketegangan di Masjid Al Aqsa
SUMBER: REUTERS