TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Afrika Selatan pada Jumat, 15 April 2022, mengucurkan dana darurat untuk membantu puluhan ribu orang yang tidak kebagian tinggal sementara di tempat penampungan setelah banjir bandang menyapu rumah dan jalan-jalan serta menewaskan hampir 400 orang di wilayah pantai timur.
Banjir bandang yang menyapu Provinsi Kwazulu-Natal telah membuat listrik dan aliran air bersih di wilayah itu terputus. Kondisi ini telah membuat operasional di sejumlah pelabuhan di
Afrika Selatan terganggu.
Sampai Jumat, 14 April 2022, jumlah korban tewas akibat musibah ini naik menjadi 395 orang. Sebelumnya dilaporkan ada 341 orang tewas.
Menteri Keuangan Afrika Selatan Enoch Godongwana mengatakan pihaknya sudah mengucurkan 1 miliar rand sebagai dana darurat, yang sudah siap dipergunakan setelah Provinsi Kwazulu-Natal dinyatakan sebagai area bencana alam. Otoritas setempat memperkirakan kerusakan akibat banjir ini beberapa miliar rand.
"Kami masih di sebuah level mengatasi kedaruratan. Ada kebutuhan untuk mempercepat mengatasi kondisi ini. Dana darurat tahap berikutnya akan digunakan untuk pemulihan dan perbaikan," kata Godongwana.
Stasiun televisi setempat memperlihatkan sejumlah relawan membersihkan lokasi bencana dari sampah-sampah plastik, puing-puing bambu dan kayu dari wilayah tepi pantai Durban.
Saksi mata mengatakan pada Reuters sejumlah turis memanfaatkan jeda sebelum hujan lebat turun lagi pada Jumat malam, 14 April 2022 waktu setempat.
Otoritas mengatakan lebih dari 40 ribu orang terdampak oleh
banjir bandang ini. Ilmuwan meyakini wilayah pantai tenggara Afrika telah menjadi sangat rentan bagi badai dan banjir bandang sebagai dampak emisi manusia dari has yang terperangkap panas hingga menyebabkan Samudera Hindia menghangat. Ilmuwan memperkirakan tren akan memburuk secara dramatis dalam beberapa dekade ke depan.
Sumber : reuters