TEMPO.CO, Jakarta - Negara anggota G7 bersepakat menolak pembayaran impor gas dari Rusia menggunakan mata uang rubel. “Semua menteri di G7 sepenuhnya sepakat, ini adalah pelanggaran sepihak dan jelas (melanggar) dari kontrak yang ada,” kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, Senin, 28 Maret 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta negara yang tak berpihak padanya untuk membayar pembelian gas menggunakan mata uang Rusia atau rubel. Putin telah menyampaikan itu pada, Rabu, 23 Maret 2022. “Jika Anda ingin gas kami, maka beli (menggunakan) mata uang kami,” kata Putin, dikutip dari Reuters.
Deretan fakta tentang mata uang rubel
1. Rubel koin
Mengutip Global Exchange, Pyotr Agung Kaisar Rusia yang pertama menjadikan rubel koin dengan standardisasi 28 gram perak. Pada 1885 mengalami standardisasi lagi tanpa mengubah rubel perak, melainkan mengurangi kandungan emasnya. Pemerintahan Nikolai I Rusia, rubel koin perak (koin) ditetapkan sebagai alat pembayaran utama.
2. Rubel kertas
Rubel kertas menjadi alat bantu pembayaran. Mata uang itu tetap bertahan hingga Revolusi Rusia pada 1917. Pada 1992, oleh Bank Rusia mata uang rubel dimodifikasi menggunakan desain baru..
3. Cara Putin membalas sanksi Barat
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck bersama pejabat negara keanggotaan G7 tak terima pembayaran gas Rusia menggunakan rubel. Keseluruhan negara anggota G7 pun akan mendesak berbagai perusahaan yang terkena dampak agar tak menuruti tuntutan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin telah memerintahkan pejabat di pemerintahannya, Bank Sentral dan Gazprombank agar mengembangkan kemungkinan untuk mengubah semua pembayaran atas pembelian gas alam Rusia ke mata uang rubel. Aturan itu berlaku mulai 31 Maret 2022 yang ditujukan ke seluruh negara yang tak berpihak pada Rusia.
4. Kremlin menangapi G7 yang menolak rubel untuk pembayaran gas Rusia
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov menanggapi penolakan negara anggota G7 yang kompak menolak pembayaran gas Rusia menggunakan mata uang Rubel. "Masalah ini harus diselesaikan pelan-pelan, tapi kami pasti tidak akan memasok gas secara gratis, itu sudah pasti. Melihat situasi saat ini, tidak masuk akal terlibat kegiatan amal," kata Peskov seperti dikutip dari TASS, Selasa, 29 Maret 2022.
Peskov mengatakan Presiden Vladimir Putin ingin laporan soal pasokan, pembayaran, serta penyesuaian saldo gas Rusia itu selesai akhir bulan ini.
TAUFIK RUMADAUL
Baca: G7 Tak Mau Bayar Gas Rusia Pakai Mata Uang Rubel
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu