TEMPO.CO, Jakarta -Total infeksi COVID-19 di Korea Selatan mencapai 10 juta, atau hampir 20 persen dari populasi, kata pihak berwenang pada Rabu 23 Maret 2022.
Seperti dilansir Reuters, lonjakan kasus dan kematian yang parah akibat COVID-19 semakin membebani krematorium dan rumah duka di seluruh negeri.
Negara ini telah berjuang melawan rekor gelombang COVID-19 yang didorong oleh varian Omicron yang sangat menular. Namun, negara ini membatalkan sebagian besar upaya pelacakan dan karantina yang dulu agresif dan mengurangi pembatasan jarak sosial.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 490.881 kasus untuk Selasa, penghitungan harian tertinggi kedua setelah memuncak dari 621.205 pada 16 Maret. Total beban kasus naik menjadi 10.427.247, dengan 13.432 kematian, atau naik 291 orang dari sehari sebelumnya.
Kendati demikian, tingkat infeksi dan kematian di negara itu masih jauh dibandingkan negara lain, karena hampir 87 persen dari 52 juta penduduknya telah divaksinasi lengkap dan 63 persen telah menerima vaksin booster.
Namun, jumlah kematian hampir dua kali lipat hanya dalam waktu sekitar enam minggu, dengan kematian harian memuncak pada 429 Jumat lalu. Hal ini memicu permintaan publik agar pemerintah Korea Selatan melakukan pengaturan pemakaman.
Pemerintah pada Senin menginstruksikan 60 krematorium nasional beroperasi lebih lama untuk membakar hingga tujuh mayat dalam sehari. Biasanya krematorium hanya bisa membakar lima kenazah sehari.