TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Israel berbuat lebih banyak untuk membantu Ukraina. Dalam pidatonya kepada anggota parlemen Israel pada hari Minggu, 20 Maret 2022, Zelensky menyuarakan ketidaksabarannya terhadap Israel yang dinilai lambat dalam menengahi negosiasi antara Rusia dan Ukraina.
Dalam pidato selama sembilan menit kepada anggota parlemen, Zelensky berkata, "Anda dapat menengahi antar negara, tetapi tidak antara yang jahat dan yang baik."
Dia bertanya mengapa Israel tidak memberikan senjata kepada Ukraina atau menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Dia juga mengkritik pembatasan Israel dalam menerima pengungsi Ukraina non-Yahudi.
Zelensky, yang adalah orang Yahudi, menyerukan Holocaust dalam permohonannya. "Ukraina telah membuat pilihan," katanya. "80 tahun yang lalu, kami menyelamatkan orang-orang Yahudi," katanya. "Orang-orang Israel, sekarang kamu juga punya pilihan."
Ia mempertanyakan keengganan Israel untuk menjual sistem pertahanan rudal Iron Dome ke Ukraina. "Semua orang tahu bahwa sistem pertahanan rudal Anda adalah yang terbaik. Dan Anda pasti dapat membantu orang-orang kami, menyelamatkan nyawa orang Ukraina, orang Yahudi Ukraina," kata Zelensky.
Namun Zelensky menyambut baik upaya mediasi Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Ia mengakui Bennett telah melakukan banyak panggilan telepon dengan dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Tuan Bennett sedang mencoba menemukan cara untuk mengadakan pembicaraan. Kami berterima kasih atas usahanya, sehingga cepat atau lambat kami akan mulai melakukan pembicaraan dengan Rusia, mungkin di Yerusalem," kata Zelenskiy.
"Itu tempat yang tepat untuk menemukan kedamaian. Jika memungkinkan."
Pidato Zelensky menuai kritik dari beberapa anggota parlemen Israel yang kebanyakan dari sayap kanan. Mereka mengatakan Zelenksy mengabaikan peran yang dimainkan beberapa orang Ukraina dalam genosida Nazi terhadap orang Yahudi.
Ihwal referensi Holocaust yang disampaikan oleh Zelensky, peringatan Holocaust Yad Vashem Israel dalam sebuah pernyataan kepada NPR menyebutnya sebagai penyepelean dan distorsi fakta sejarah.
Baca: Zelensky: Teror Rusia di Mariupol akan Dikenang Berabad-abad
NPR | REUTERS