TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan turis Rusia saat ini terdampar di Thailand. Mereka tak bisa kembali ke Rusia karena paket sanksi internasional yang diterima setelah Rusia invasi Ukraina.
Pembatalan penerbangan, mata uang rubel jatuh bebas, dan masalah pembayaran dari bank-bank Rusia yang terputus dari sistem SWIFT global telah menyebabkan lebih dari 7.000 orang Rusia di kota seperti di Phuket, Koh Samui, Pattaya dan Krabi, dalam keadaan gamang. "Kami harus menjadi tuan rumah yang baik dan menjaga semua orang. Masih ada turis Rusia dalam perjalanan ke sini," kata Perwakilan Pemerintah Thailand di bidang Pariwisata, Yuthasak Supasorn, dilansir dari Reuters pada Rabu, 9 Maret 2022.
Pada 2019, Thailand menerima 1,4 juta pengunjung Rusia. Pada Januari, terhitung sekitar 23.000 orang Rusia, mewakili sekitar seperlima dari total kedatangan. Sekitar setengah dari mereka yang terdampar, berada di pulau Phuket.
Presiden Asosiasi Pariwisata Phuket Bhummikitti Ruktaengam mengatakan pihaknya tengah berupaya membawa orang Rusia yang terdampar ini ke penerbangan Moskow melalui maskapai Timur Tengah. Mereka juga tengah mengatur penerbangan repatriasi.
Bukan hanya orang Rusia, Bhummikitti mengatakan ratusan orang dari Ukraina juga sebenarnya terdampar, terutama karena penutupan bandara di sana.
Selain masalah penerbangan, kartu yang dikeluarkan oleh bank Rusia menggunakan perusahaan pembayaran Amerika Serikat, seperti Visa dan Mastercard, juga kini berhenti bekerja. Untuk menyiasatinya, sejumlah turis yang mampu, menggunakan UnionPay China.
Saat ini, sebuah proposal sedang dipertimbangkan untuk memungkinkan penggunaan cryptocurrency untuk pembayaran di hotel, penerbangan, dan bisnis lain di Phuket, katanya. "Kami (juga) telah meminta hotel untuk menurunkan harga dan memperpanjang masa tinggal mereka," kata Bhummikitti.
Thailand termasuk di antara 141 negara yang mendukung resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan penarikan segera pasukan Rusia. Namun hingga kini belum ada sanksi satu pun yang diterapkan atas tindakan Rusia invasi Ukraina.
Baca: Turis Rusia yang Sempat Viral Menceburkan Motor ke Laut Bali Dideportasi
REUTERS