![Angela Merkel mulai gemetar sambil berdiri di samping Presiden Ukraina baru Volodymyr Zelensky saat upacara penyambutan di Berlin, 19 Juni 2019.[Sky News]](https://statik.tempo.co/data/2019/06/20/id_849722/849722_720.jpg)
TEMPO.CO , Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji langkah Amerika Serikat menghentikan impor minyak dari Rusia. Ia menyebut keputusan Presiden AS Joe Biden adalah sinyal kuat ke seluruh dunia.
“Ini sangat sederhana, setiap sen yang dibayarkan ke Rusia berubah menjadi peluru dan proyektil yang terbang ke negara-negara berdaulat lainnya,” katanya dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 9 Maret 2022.
Zelenksy yakin, dihentikannya impor minyak akan membuat Rusia berpikir ulang untuk berperang. Sebabnya Rusia akan kehabisan uang. “Rusia akan menghormati hukum internasional dan tidak akan berperang, atau tidak akan punya uang untuk memulai perang," ujarnya.
Dilansir dari Reuters, Presiden Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan energi lainnya sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina, meskipun akan menaikkan harga energi di Amerika Serikat. "Kami melarang semua impor energi minyak dan gas Rusia," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih, Selasa, 8 Maret 2022.
"Itu berarti minyak Rusia tidak akan lagi diterima di pelabuhan AS dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya ke mesin perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin."
Harga minyak melonjak karena berita tersebut, dengan minyak mentah Benchmark Brent LCOc1 untuk Mei naik 5,4 persen menjadi $129,91 per barel.
Biden bersama sekutu di Eropa, yang jauh lebih bergantung pada minyak Rusia, mengisolasi ekonomi Rusia yang padat energi dan Putin. Inggris mengumumkan sesaat sebelum pernyataan Biden bahwa mereka akan menghentikan impor minyak dan produk minyak Rusia pada akhir 2022. Negara Sekutu lain belum memutuskan, karena mereka sangat bergantung pada minyak dan gas Rusia.
Biden mengatakan sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya menyebabkan ekonomi Rusia bergolak. Dia mengatakan langkah terbaru telah dilakukan melalui konsultasi erat dengan sekutu dan mitra di seluruh dunia.
Amerika Serikat mengimpor rata-rata lebih dari 20,4 juta barel minyak mentah dan produk olahan per bulan dari Rusia pada 2021, sekitar 8 persen dari impor bahan bakar cair AS, menurut Administrasi Informasi Energi.
Larangan tersebut diperkirakan akan membuat harga bensin yang sudah tinggi dan inflasi melonjak. Amerika Serikat juga mengimpor sejumlah kecil batu bara dari Rusia.
Baca: Zelensky Tinggalkan Bunker Mengaku Ada di Kiev: Saya Tidak Takut, Tidak Sembunyi
AL JAZEERA | REUTERS
