Anggota Parlemen Belanda, Rutger Groot Wassink, menyebut diskriminasi terhadap umat Muslim yang terjadi cukup menghambat warga Amsterdam setiap harinya.
"Penelitian ini penuh wawasan berguna, tapi merupakan fakta menyakitkan bagi Amsterdam. Ke depannya, hasil penelitian ini bisa jadi pertimbangan untuk membuat kebijakan," kata politisi Groenlinks itu, dilansir 21 Februari 2022.
Meningkatnya kecenderungan Islamofobia di Belanda terjadi bukan kali ini saja. Dalam sebuah buku berjudul Mikpunt Moskee, 12 akademisi dan pakar hukum telah bersama-sama mendokumentasikan kekhawatiran dalam komunitas Muslim atas tindakan agresif terhadap masjid.
“Kebebasan beragama bagi Muslim di Belanda berada di bawah banyak tekanan,” kata Ineke Van der Valk, seorang peneliti di Universitas Leiden dan salah satu penulis buku, seperti diberitakan Anadolu Agency 20 Mei 2019.
Van der Valk menyebut ada proses hukum terhadap 27 kasus pembakaran dan perusakan di masjid, tetapi hanya beberapa penyerang yang didakwa melakukan diskriminasi.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa pihak berwenang juga menerima aplikasi untuk pembangunan masjid baru, tetapi proses pemberian izin sangat lambat.
Menurut Van der Walk, perlu adanya penegakan demokrasi di masyarakat pada tingkat tertinggi, sekaligus melindungi hak-hak dasar warga negara.
“Kami mencoba membawa karya dan laporan penelitian, menyoroti Islamofobia dan diskriminasi, menjadi perhatian dan agenda Uni Eropa," katanya.
NL TIMES, TRT WORLD, ANADOLU