TEMPO.CO, Jakarta -Mahkamah Konstitusi Italia pada Selasa waktu setempat menolak permintaan untuk mengadakan referendum nasional tentang hak untuk mati.
Seperti dilansir Reuters Rabu 16 Februari 2022, putusan ini keluar meski para pendukung langkah tersebut mengumpulkan lebih dari satu juta tanda tangan dukungan.
Pendukung hak mati Italia berusaha mencabut sebagian sanksi yang dikenakan pada mereka yang membantu bunuh diri pasien yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau menderita rasa sakit yang tak tertahankan dan telah menjalani perawatan paliatif.
Dalam sebuah pernyataan, Mahkamah Konstitusi mengatakan mencabut hukuman tidak akan menjaga standar konstitusional minimum yang mengatur perlindungan kehidupan manusia. "Terutama bagi yang lemah dan rentan.”
Pada 2019, pengadilan Italia mendekriminalisasi sebagian bunuh diri yang dibantu dalam kondisi tertentu, jika otoritas kesehatan setempat dan dewan etika menyetujui. Namun, pengadilan juga menyarankan agar parlemen mengesahkan undang-undang yang mengatur praktik tersebut.
Marco Cappato, salah satu pendukung utama referendum, mengatakan keputusan pengadilan itu adalah "berita buruk bagi mereka yang menderita dan harus (menghadapi) penderitaan yang lebih lama lagi di luar kehendak mereka.”
Pendukung hak untuk mati tahun lalu mengumpulkan lebih dari dua kali lipat 500 ribu tanda tangan yang dibutuhkan untuk meminta persetujuan referendum.
Parlemen sedang memperdebatkan undang-undang yang akan memungkinkan pasien yang sakit parah untuk mencari bantuan bunuh diri melalui sistem kesehatan nasional. Aturan ini juga akan melindungi dokter dari tuntutan hukum apa pun terhadap mereka.
"Keputusan Mahkamah Konstitusi harus mendorong parlemen untuk menyetujui undang-undang tentang bunuh diri yang dibantu," Enrico Letta, pemimpin Partai Demokrat (PD), menulis di Twitter.
Partai-partai politik Italia tetap terpecah dalam masalah ini, dengan kiri-tengah umumnya mendukung sementara sayap kanan-tengah menentangnya. Paus Fransiskus baru-baru ini mengutuk bunuh diri yang dibantu sebagai penyimpangan yang tidak dapat diterima dari etika medis.
Sebuah jajak pendapat oleh kelompok riset SWG pada 2019 menunjukkan 92 persen warga Italia yang ditanyai mengatakan bahwa mereka mendukung untuk mengizinkan bunuh diri dan eutanasia yang dibantu. Sekitar 45 persen mengatakan mereka menyukainya secara umum dan 47 persen mendukung dalam situasi tertentu.
Baca juga: Perempuan Koma yang Ingin Euthanasia Meninggal
SUMBER: REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.