TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Guatemala Alejandro Giammattei pada Jumat, 14 Januari 2022, mengusulkan sebuah inisiatif kepada Kongres agar menaikkan hukuman para pelaku penyelundup manusia. Hukuman penjara yang diusulkan Giammattei adalah hingga 30 tahun untuk pelaku yang tingkat kejahatannya sangat buruk.
Selama bertahun-tahun, Guatemala telah menjadi tempat transit bagi para imigran dari kawasan Amerika tengah, termasuk warga Guatemala itu sendiri yang melakukan perjalanan berbahaya melintasi Meksiko menuju Amerika Serikat demi mencari penghidupan yang lebih baik.
Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Reuters/DW
Pemerintah Guatemala telah berusaha menindak-lanjuti penyelundupan manusia oleh geng-geng kriminal setelah puluhan imigran meninggal dalam sejumlah insiden karena kendaraan yang melebihi kapasitas atau tewas di tangan kelompok-kelompok kriminal.
Giammattei mengajukan proposal memperberat hukuman para penyelundup manusia atau yang disebut ‘coyotes’ mulai 10 tahun sampai 30 tahun, sebelumnya di bawah undang – undang Guatemala hanya 2 tahun sampai 5 tahun.
“Saya tegaskan Pemerintah berkomitmen memperketat hukuman penjara pada para coyotes dan penyelundup,” kata Giammattei dalam pidatonya di hadapan Kongres Guatemala.
Presiden Giammattei menambahkan, Amerika Serikat juga akan mengekstradisi para penyelundup manusia. Proposal yang disorongkan Giammattei menekankan bahwa jika para pelaku penyelundup manusia menyelundupkan kelompok minoritas, ibu hamil atau migran yang mendapat perlakuan tidak manusiawi, maka hukuman mereka akan jauh lebih berat.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pendemo Bakar Gedung Kongres Tuntut Presiden Guatemala Mundur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.