TEMPO.CO, New York -Frederick Joubert Duquesne adalah seorang mata-mata Jerman yang menyamar dalam pasukan Sekutu selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II dengan misi spionase khusus.
Ia bertanggung jawab atas pesan rahasia yang berkaitan dengan pasukan, persenjataan, dan gerakan Sekutu untuk pasukan Jerman.
Dilansir dari fbi.gov, Duquesne atau yang juga dijuluki Black Panther, lahir di Cape Colony, Afrika Selatan pada 21 September 1877. Ia bermigrasi dari Hamilton ke Amerika Serikat pada tahun 1902.
Lalu menjadi warga negara AS pada 4 Desember 1913. Sebelumnya, Duquesne terlibat dalam aksi kejahatan, termasuk aktor di balik kebakaran kapal perang Inggris, HMS Hampshire yang akhirnya tenggelam pada 18 Februari 1916.
Ketika dia ditangkap pada 17 November 1917, diketahui ia menyimpan sejumlah kumpulan berita acara mengenai ledakan bom di kapal tersebut. Selain itu, memiliki surat dari Asisten Wakil Konsul Jerman di Managua, Nikaragua.
Surat itu menunjukkan bahwa "Kapten Duquesne" adalah orang yang telah membocorkan informasi penting untuk tujuan Jerman.
Ketika rekan kerjanya, William Sebold, kembali ke AS pada Februari 1940, Duquesne mengoperasikan bisnis terminal udara di New York. Setelah menjalin kontak pertamanya dengan Duquesne melalui surat, keduanya bertemu.
Pada masa Perang Dunia II, Hurricane dioperasikan pihak sekutu untuk mempertahankan kawasan Pantai Timur Kanada dari serangan U-Boat milik Jerman. dailymail.co.uk
Dalam pertemuannya, Duquesne memberi Sebold informasi untuk berpindah ke Jerman.
Duquesne, yang sangat anti-Inggris, menyerahkan informasi yang berhubungan dengan pertahanan nasional, pelayaran kapal ke pelabuhan Inggris, dan teknologi AS ke pihak Jerman. Dia juga secara teratur menerima uang dari Jerman sebagai pembayaran atas jasanya tersebut.
Pada satu kesempatan, Duquesne menyediakan Sebold dengan foto dan spesifikasi jenis bom yang baru diproduksi di AS. Dia mengklaim telah mengamankan informasi itu secara diam-diam dengan cara memasuki pabrik DuPont di Wilmington, Delaware.
Duquesne juga menjelaskan bagaimana kebakaran bisa dimulai di pabrik industri. Sebagian besar informasi yang diperoleh Duquesne adalah hasil korespondensinya dengan urusan industri.
Selain itu, untuk melancarkan aksi spionase tersebut, Dspiuquesne juga membentuk sebuah tim yang bernama Duquesne Spy Ring. Pada 2 Januari 1942, 33 anggota tim Duquesne tersebut dijatuhi hukuman 300 tahun penjara. Sementara Duquesne, atas tindakan spionase tersebut lantas dijatuhi hukuman 18 tahun penjara, serta denda $ 2.000.
Baca : Dua Warga Israel Dituduh Mata-mata karena Foto Kediaman Presiden Erdogan
HARIS SETYAWAN